Rabu, November 20

PROPOSAL KAJI TINDAK PERLAKUAN JARAK TANAM JAJAR LEGOWO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan Pengembangan dan Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk diaplikasikan oleh petani. Salah satu rekomendasi ini adalah penerapan sistem tanam yang benar dan baik melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan sistem tanam jajar legowo.

Dalam melaksanakan usaha tanam padi ada bebarapa hal yang menjadi tantangan salah satunya yaitu bagaimana upaya ataupun cara yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi padi yang tinggi. Namun untuk mewujudkan upaya tersebut masih terkendala karena jika diperhatikan masih banyak petani yang belum mau melaksanakan anjuran sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal sistem tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam hal ini adalah sistem tanam jajar legowo maka akan diperoleh efisiensi dan efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya.
Istilah jajar legowo diambil dari bahasa jawa yang secara harfiah tersusun dari kata “lego (lega)” dan “dowo (panjang)” yang secara kebetulan sama dengan nama pejabat yang memperkenalkan cara tanam ini. Sistem tanam jajar legowo diperkenalkan pertama kali oleh seorang pejabat Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Negara Provinsi Jawa Tengah yang bernama Bapak Legowo yang kemudian ditindak lanjuti oleh Departemen Pertanian melalui pengkajian dan penelitian sehingga menjadi suatu rekomendasi atau anjuran untuk diterapkan oleh petani dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman padi.
Dalam rangka Peningkatan SDM Petani dan Petugas melalui Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian di Kabupaten Bima telah banyak memberikan Diklat bagi Petani dan penyuluh Pertanian di Kecamatan Belo sehingga petani dan Penyuluh harus benar-benar mampu menganalisis dan mengorganisasikan kegiatan penyuluhan dalam rangka percepatan transformasi Teknologi.
Kaji Tindak sebagai salah satu metode Penyuluhan Pertanian diharapkan Tim Penyuluh Pertanian dapat melakukan pengkajian dengan melakukan kegiatan identifikasi masalah, penyusunan rencana kegiatan,serta melaksanakan tindak lanjut pemecahan masalahnya serta dapat mengembangkan kapasitas inovasi, para penyuluh agar secara bersama-sama menelaah dan memodifikasi inovasi teknologi pengembangan agribisnis berbasis komoditi unggulan sesuai dengan kebutuhan petani.
Berdasarkan hal tersebut pada Mata Kuliah Metode Penyuluhan Pertanian II bagi mahasiswa semester III akan melaksanakan Kaji Tindak Sistem Tanam jajar Legowo pada tanaman Padi.
1.2. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh perlakuan jarak tanam padi sistem jajar legowo dengan pertumbuhan dan hasil produksi padi?
1.3. Tujuan Pratikum
Praktikum Metode Penyuluhan ini bertujuan untuk :
·         Mahasiswa mampu menggali permasalahan yang dihadapi sasaran penyuluhan
·         Mahasiswa mampu merumuskan tujuan penyuluhan
·         Mahasiswa mampu menetapkan metode, teknik, alat bantu, dan alat peraga penyuluhan yang tepat berdasar kondisi sasaran, sumberdaya penyuluh, kondisi geografis, dan kebijakan pemerintah (sekaligus penetapan alat bantu dan alat peraga penyuluhan yang tepat)
·         Mahasiswa mampu melakukan penyuluhanr berdasa prinsip-prinsip komunikasi yang efektif dengan menerapkan konsep pendidikan orang dewasa
1.4. Manfaat Pratikum
Manfaat dari Praktikum Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian ini adalah :
Bagi Mahasiswa
-          Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh petani secara nyata di lapangan
-          Mahasiswa menjadi termotivasi untuk menemukan solusi dari permasalahan yang muncul
-          Sebagai sarana latihan bagi mahasiswa dalam rangka persiapan menuju dunia kerja
Bagi Pemerintah atau Instansi Terkait
-          Membantu menemukan solusi atas permasalahan yang ada
-          Memperoleh atau menambah kreativitas baik dalam upaya antisipasi maupun solusi pemecahan masalah
-          Termotivasi untuk melakukan perubahan seiring dengan perubahan jaman

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.        Landasan Teori.
  1. Definisi Penyuluhan Pertanian
Menurut Deptan (2009), penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utamaserta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam  mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
  1. Tujuan Penyuluhan Pertanian
Menurut Mardikanto (2009), upaya perbaikan pada mutu hidup manusia, baik secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial budaya. Terkait dengan pemahaman tersebut, tujuan penyuluhan pertanian diarakan pada terwujudnya  perbaikan teknis bertani, perbaikan usahatani dengan perbaikan kehidupan petani dan masyarakat.
  1. Metode Penyuluhan Pertanian
Menurut Erwin (2012), metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakaninovasi baru
  1. Metode Kaji tindak atau sering disebut riset aksi
Merupakan kegiatan riset  melalui tindakan, riset dengan tindakan, atau riset untuk menunjang tindakan  guna menangani masalah yang sungguh-sungguh penting dan berarti bagi masyarakat ( Mudjiman yang diadaptasi dari Lewin, 1946; Oquist,1970; dan Sanford,1977)

2.2.        Hasil Penelitian Terdahulu.
2.2.1.    Kaji Tindak: Bentuk Riset Partisipatif
Menurut Lewin ( Dilts,1999), hal-hal praktis jika diikuti dengan refleksi dan analisis, akan merupakan sumber yang tak bakal kering bagi bahan pengembangan teori ( yang dikembangkan dari lapangan). Karena dalam kenyataannya teori yang demikian jika digunakan sebagai alat analisis akan memberikan contoh praktis yang diterapkan para situasi riil.
Model kaji tindak yang diterapkan dilapangan, meliputi empat langkah, yaitu: aksi/mengalami, refleksi, integrasi, dan perencanaan. Sebagai proses kegiatan operasionalnya menekankan pragmatisme yang dimulai dari mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan masalah riil, lalu merefleksikannya lagi. Dalam perkembangannya, ada varian lain dari riset paradigma baru yaitu riset partisipatif. Ia memiliki banyak ciri yang sama dengan riset aksi antara lain,  pentingnya refleksi, tujuan untuk adanya perubahan /perbaikan sosial atau dampak langsung terhadap sistim/struktur sosial, penghargaan yang tinggi  terhadap potensi manusia, dan pemecahan masalah, serta penciptaan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Dalam riset partisipatif, menurut Dilt (1999) lebih komitment terhadap ideologis yaitu perubahan sosial dan keadilan sosial. Sementara riset aksi lebih menekankan adanya komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat (empowerment), partisipasi dan kontrol masyarakat dalam proses riset.
2.2.2. Hasil penelitian di Sukamandi (Subang, Jawa Barat) selama dua musim menunjukkan cara tanam jajar legowo meningkatkan hasil padi sawah 1,9-29,0% pada MK 2007 dan 2,4-11,3% pada MK 2008. Untuk padi rawa pada MK 2008 peningkatan hasi berkisar antara 3,9-8,0%, dan untuk padi gogo 4,1-6,2%. Kenaikan hasil tersebut disebabkan populasi tanaman pada jajar legowo lebih banyak dibandingkan cara tanam tegel (333.333 rumpun/ha dibanding 250.000 rumpun/ha).
2.2.3. Penelitian ini adalah untuk menguji jarak tanam sistem jajar legowo pada beberapa varietas terhadap pertumbuhan dan hasil padi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji interaksi antara jarak tanam dengan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah dengan empat ulangan. Faktor yang diteliti adalah (1) varietas, yang terdiri dari tiga taraf, yaitu Pandan Wangi, Ciherang, dan Cot Irie dan (2) jarak tanam, terdiri dari dua taraf, yaitu 21 cm x 10,5 cm x 42 cm dan 25 cm x 12,5 cm x 50 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap panjang malai dan hasil per ha. Galur Cot Irie memberikan panjang malai dan hasil per ha yang lebih baik isbanding varietas Ciherang dan Pandan Wangi, sementara Varietas Ciherang memberikan panjang malai dan hasil per ha yang tidak berbeda nyata dengan Varietas Pandan Wangi.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang malai dan hasil per ha. Jarak tanam berbasis 25 cm secara signifikan memberikan jumlah anakan produktif lebih banyak isbanding jarak tanam berbasis 21 cm. Tidak ada interaksi antara varietas dan jarak tanam terhadap jumlah anakan, panjang malai, dan hasil per ha.

BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).
Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir). Adapun manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam jajar legowo adalah sebagai berikut :
1.    Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro.
2.    Dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong/lorong.
3.    Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya dan dengan lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.
4.    Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan.
5.    Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada barisan pinggir. Semakin banyak intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman maka proses metabolisme terutama fotosintesis tanaman yang terjadi di daun akan semakin tinggi sehingga akan didapatkan kualitas tanaman yang baik ditinjau dari segi pertumbuhan dan hasil.

3.1. Tempat dan waktu pelaksanaan
Kaji Tindak Penanaman Padi system Jajar Legowo dilaksanakan di Lahan Praktek STPP Malang . Dari september 2013 s/d April 2014). Dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a.    Penentuan lokasi (September 2013)
b.    Pengadaan Sarana Produksi (September 2013)
c.    Pengolahan tanah(Minggu II Oktober 2013)
d.    Penebaran Bokashi ( Minggu II Oktober  2013)
e.    Pesemaian ( Minggu II Oktober 2013)
f.     Penanaman (Minggu IV November 2013)
g.    Pemeliharaan dan perawatan ( Minggu I Desember 2013 s/d Minggu II Maret 2014)
h.    Pengamatan dan Monitoring (Minggu II Desember 2013 dan Minggu III Maret 2014)
i.      Penyusunan Laporan Akhir ( Minggu I April 2014)
j.      Penyerahan Laporan akhir ( Minggu II April 2014)
3.2. Sarana yang digunakan
a. Sarana Produksi.
-          Pupuk Bokashi 1000 Kg, Pupuk Urea 250 Kg, Sp 36 100 Kg, NPK Ponska 200 Kg, Insektisida 2 Ltr, Fungisida 2 Kg, Bibit 20 kg, PPC 2 liter
b. Alat
-          Cangkul, Tali Rafia, Papan Nama, Timbangan, Hand Sprayer, Mistar/Penggaris, Dan lain-lain.
3.3. Struktur Organisasi


3.4. Rancangan dan Desain.
Kegiatan tahap pertama dilaksanakan dalam bentuk kaji tindak( Action Research), yang dirancang bersama oleh Anggota Kelompok dan Dosen pengampu Mata Kuliah Metode Penyuluhan Pertanian II
a.    Rancangan terdiri dari 3 (tiga)  perlakuan dan 5 Ulangan yang bertujuan untuk:
1.    Memantapkan takaran pupuk an organic dan organik yang memberikan hasil optimum apabila menggunakan jarak tanam jajar legowo.
2.    Mencapai hasil dan kualitas Padi yang diinginkan.
b.    Perlakuannya sebagai berikut :
1.    Sistem jajar Legowo 4 : 1 di tambah Pupuk Organik dan anorganik
2.    Sistem jajar Legowo 3 : 1 di tambah Pupuk Organik dan anorganik
3.    Sistem Jajar legowo 2 : 1 di tambah Pupuk Organik dan anorganik
c.    Benih yang digunakan adalah Benih dari varietas INPARI 13
d.    Pupuk Bokashi diberikan sebagai pupuk dasar pada saat pengolahan tanah kedua sebanyak 5 Ton /Hektar, Urea 250 kg/ha,SP 36 100 kg/ha dan NPK Phonska 200 kg
3.5. Pengamatan.
Untuk mengukur hasil kegiatan ini dilakuakan pengamatan terhadap :
1.    Pertumbuhan tanaman, Populasi serta perkembangan hama penyakit pada tanaman.
2.    Hasil Gabah ( Bobot), Kualitas dan Rasa Nasi.


3.5. Denah Percobaan
1350 cm
 


3.6 Definisi Operasional
Sesuai dengan variabel-variabel yang diamati, maka definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Produksi Padi
Produksi padi (Y), adalah produksi padi yang berhasil dipanen pada  tahun itu dari masing-masing lahan percobaan. Dinyatakan dalam (ton/tahun) GKG ( gabah kering giling).
b. Luas Lahan Pertanian.
Adalah luas lahan pertanian yang dapat ditanami padi selama satu tahun dari masing-masing lahan percobaan, dinyatakan dalam (ha/tahun).
c. Benih
Adalah jumlah benih padi yang digunakan oleh seluruh mahasiswa dalam proses usaha tani dari masing-masing lahan percobaan. Benih yang dihitung adalah benih unggul bermutu, yang dinyatakan sebagai benih VUB (varietas unggul baru) dinyatakan dalam (ton/tahun).
d. Pupuk
Merupakan jumlah pupuk yang digunakan oleh seluruh mahasiswa di masing-masing lahan percobaan, untuk memupuk tanaman padinya selama kurun waktu satu tahun. Pupuk yang dimaksud merupakan indek penggunaan Pupuk Urea, SP-36, KCl dan Za.
e. Tenaga Kerja Pertanian.
Adalah jumlah tenaga kerja produktif (berumur antara 15-65 tahun) yang bekerja di sub sektor pertanian tanaman pangan yang tersedia di masing-masing lahan percobaan, dinyatakan dalam (orang/tahuan).
f. Pompa Air
Adalah seluruh jumlah pompa air dengan diameter antara 3” sampai dengan 4”, merupakan pompa air fortable yang biasa digunakan untuk mengambil air dari sumur pantek maupun air sungai, yang ada di masing-masing lahan percobaan, digunakan oleh mahasiswa dalam proses produksi, dinyatakan dalam ( unit/tahun)

3.7.  Analisis Statistik Rancangan Percobaan Jarak Tanam Padi Dengan 3 Perlakuan
Ulangan disini muncul karena ada lebih dari satu perlakuan dalam suatu percobaan. Ulangan dilakukan untuk menghasilkan estimasi tentang galat dan menghasilkan ukuran pengaruh perlakuan-perlakukan yang lebih tepat terhadap hasil percobaan.
Karena sudah ditentukan bahwa harus melakukan 3 Perlakuan maka jumlah ulangan dianggap sudah cukup baik apabila memenuhi persamaan :
(n-1)(p-1) ≥ 15
Diketahui :
p = perlakuan = 3
n= ulangan = ?
maka sesuai persamaan :
( n - 1 ) ( p – 1 )  ≥  15
( n – 1 ) ( 3 – 1 ) ≥  15
        ( n – 1 )  2   ≥  15
               2 n - 2   ≥  15
                     2n   ≥  15 + 2
                        n  ≥  17/2
                        n  ≥  8,5
                        n  ≥  9
Jadi satuan percobaan yang harus dilakukan adalah :

Ulangan di kalikan Perlakuan : = 9 x 3
                                                  = 27 Satuan Percobaan
Tapi karena melihat keadaan lahan yang tidak memungkinkan, biaya dan keterbatasan waktu maka boleh dilakukan perlakuan kurang dari atau sama dengan 15.
3.6.1.  Analisis Data Pengkajian.
Dari data yang sudah kami dapat dilapangan dan telah dilakukan pengolahan data maka untuk mengetahui kebenaran empiris yang didapat melalui data dan analisis data dari hasil pengkajian, kami menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) karena melihat percobaan dilakukan di luar ruangan/ dilahan, perlakuan yang dilakukan tidak banyak hanya 3 perlakuan dan dengan RAK untuk ketepatan lebih tinggi dibandingkan RAL karena usaha pengelompokan satuan percobaan kedalam kelompok-kelompok, sehingga keragaman dalam kelompok cukup homogen.
Pada Rancangan Acak Kelompok (RAK) perlakuan diatur dengan pengacakan setiap kelompok sehingga setiap kelompok terdapat seluruh perlakuan. Oleh karena itu kami melakukan 3 Perlakuan dan 5 Ulangan. Data kuantitatif  hasil pengamatan dianalisa dengan analisa statistik sederhana ( nilai rata-rata, perbandingan hasil, Populasi dan persentase penambahan hasil / bobot) , dibandingkan antar perlakuan.


BAB IV
PEMBIAYAAN

4.1.        Rencana Anggaran Dan Biaya
No
Uraian kegiatan
Volume
Satuan
Harga satuan
Jumlah harga
Sumber Biaya
(Rp)
(Rp)
Mahasiswa
Akademik
A
Sarana Produksi
Benih
2
kg
10,000
20,000
0
20,000
Pupuk SP 36
10
kg
2,000
20,000
0
20,000
Pupuk NPK phonslka
20
kg
2,000
40,000
0
40,000
Pupuk Urea
25
kg
1,800
45,000
0
45,000
PPC/ZPT
0.25
ltr
50,000
12,500
0
12,500
Pestisida
0.25
ltr
100,000
25,000
0
25,000
Bokashi
50
kg
500
25,000
0
25,000
187,500
187,500
B
Alat
Pacul
2
unit
70000
140,000
140,000
0
Tali rafia
1
rol
10000
10,000
10,000
0
Mistar
5
unit
3000
15,000
15,000
0
Parang
3
unit
20000
60,000
60,000
0
Ajir / patok
10
batang
500
5,000
5,000
0
Papan Nama
1
unit
50000
50,000
50,000
0
Karung
10
buah
3000
30,000
30,000
0
310,000
0
C
Tenaga Kerja
Pengolahan tanah
4
HOK
25000
100,000
0
100,000
Pesemaian
2
HOK
25000
50,000
50,000
Penanaman
2
HOK
25000
50,000
50,000
Pemupukan
2
HOK
25000
50,000
50,000
Penyiangan
2
HOK
25000
50,000
50,000
Pengendalian H/P
2
HOK
25000
50,000
50,000
Panen
2
HOK
25000
50,000
50,000
Pasca Panen
2
HOK
25000
50,000
50,000
450,000
350,000
J  u  m  l  a  h
947,500
660,000
287,500



Tidak ada komentar:

Posting Komentar