Senin, Maret 16

Simulasi, Mencontreng PilLeg Butuh 4 Menit

Simulasi, Mencontreng Butuh 4 Menit

Rata-rata pemilih membutuhkan waktu sedikitnya 4 menit untuk menggunakan hak pilihnya. Waktu ini menjadi salah satu kesimpulan KPU Ngawi setelah melakukan bimbingan dan simulasi di aula kantor Depag Ngawi kemarin. "Waktu dibutuhkan sekitar 4 menit untuk satu pemilih menggunakan hak pilihnya di 4 kartu suara, untuk pemilih yang memiliki keterbatasan fisik bisa dua kali lipat," kata Sunarto, Ketua KPU Ngawi.

Simulasi ini diberikan sebagai praktik nyata bagi PPK dan PPS menghadapi Pemilu 9 April mendatang. Sebelumnya pengurus PPK dan PPS sudah mendapatkan pembekalan selama 3 hari. Dalam praktik kemarin disimulasikan sejak persiapan di TPS, pelayanan untuk pemilih sampai pemilih menggunakan hak suara dan memasukkan kartu suara di kotaknya serta saat penghitungan di PPK. Saat Pemilu nanti, setiap TPS paling banyak berkapasitas 500 pemilih.

Selain itu juga ada peragaan pemilih yang memiliki keterbatasan fisik seperti tuna netra atau tunadaksa berupa tidak memiliki kedua tangan. Untuk pemilih seperti ini, diperbolehkan adanya pendamping yang identitasnya dicatat petugas dan diberikan alat khusus yang dapat menunjang pemilih saat menandai pilihannya. "Untuk pemilih dengan keterbatasan jompo atau buta huruf, bantuan diberikan dengan mengantar ke TPS, menandai pilihan tetap hak masing-masing," katanya.

KPU tidak menggunakan kertas suara dengan gambar parpol yang asli untuk peragaan ini. Kertas suara bergambar parpol fiktif misalnya partai durian, apel dan sebagainya namun dengan jumlah sesuai peserta pemilu.

Petugas di TPS juga diperagakan cara menghadapi warga yang namanya tidak terdapat di DPT namun membawa surat undangan dan memaksa masuk ke bilik suara. Untuk hal seperti ini dianggap pelanggaran pidana pemilu karena sinyalemen pemalsuan surat undangan ke TPS. Walaupun pesertanya para anggota PPK dan PPS, namun banyak diantara mereka mengaku bingung dengan gambar yang sangat banyak. Kesalahan dalam menandai hampir tidak ditemukan kecuali yang sudah diskenariokan demikian. "Ada kesalahan menandai atau memasukkan surat ke kotaknya, itu memang disengaja untuk mengantisipasi bagaimana cara menanganinya," kata Ummu Bayyinah, anggota KPU Ngawi

Kadindik Kab. Ngawi Warning Pengawas Ujian

Kadindik Warning Pengawas Ujian
Kepala Dinas Pendidikan Ngawi Abimanyu, meminta seluruh pengawas di ruang ujian menciptakan suasana ruang ujian yang nyaman bagi peserta. Kadindik minta seluruh pengawas melihat siswa peserta ujian sebagaimana anak-anak mereka sendiri

Pesan itu disampaikan setelah tahun lalu juga ada beberapa keluhan mengenai pengawas ruang ujian yang dikeluhkan siswa. Misalnya dengan sering mengetuk meja, terlalu kerap berjalan keliling ruang dan beberapa ulah lain yang selama ini menimbulkan keluhan bagi siswa. "Menciptakan suasana ruang ujian yang baik, sudah turut mendukung sistem ujian yang diharapkan siswa.

Ujian tanggal 20 April nanti juga menjadi tantangan bagi sejumlah SMA dan SMK terutama sekolah swasta yang seringkali berkontribusi dalam menyumbangkan jumlah ketidaklulusan siswa. "Semua lembaga sekolah juga harus melakukan proses belajar mengajar yang intensif menjelang ujian 20 April nanti, jadi siswa jauh lebih siap menghadapi ujian.

Pesan itu disampakan Kadindik saat memberi sambutan di ajang workshop dan pelantikan ketua MKKS SMK negeri swasta dan SMA swasta Sabtu malam lalu. Abimanyu mengingatkan , sisa waktu menjelang ujian akhir terutama bagi SMP dan SMA harus diisi sebaik-baiknya oleh para guru pembimbing dalam menyiapkan murid-muridnya. Ini karena seringkali ada salah kaprah, sekolah bersaing dalam meluluskan murid sampai semua cara ditempuh. "Padahal semetinya sekolah itu bersaing saat proses belajar mengajar, sehingga saat ujian murid sudah siap menghadapinya.

Dari beberapa try out yang sudah pernah dilakukan di tingkat pelajar SMA/SMK, rata-rata memberi hasil yang cukup. Tak mengherankan pula saat ini banyak murid kelas 3 setingkat SMP, SMA dan SMK yang menambah bekal mereka dengan mengikuti les tambahan atau menjadi siswa di pusat bimbingan belajar.