Rabu, November 20

Standar Prosedur Operasional (SOP) Kaji Tindak

I.  Pemilihan Lokasi
A.     Definisi
Memilih  lokasi  tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh padi untuk  mencegah kegagalan  proses  produksi  dan  dapat  menghasilkan  padi  organik  sesuai  dengan  standar  mutu yang ditetapkan serta tidak merusak lingkungan.
B.     Tujuan
Agar  diperoleh  lahan  yang   dapat  mendukung produktivitas tanaman  padi  organik  yang optimal, seperti : tanah  yang  subur  dengan  lapisan  top  soil  yang  cukup, ketersediaan  sumber  air  bebas  dari  pencemaran  bahan kimia  sintetis,  bebas   dari  sumber  penyakit  tular  tanah, drainase baik

C.     Validasi
1.    Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.    Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Bahan dan Alat
1.    pH meter
2.    Alat tulis
E.     Fungsi
1.    pH meter untuk mengukur tingkat kemasaman tanah.
2.  Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat hasil kegiatan.
F.     Prosedur Pelaksanaan
1.    Mencari informasi pH tanah
2.    Menguk ur pH tanah
3.    Melakkan pemetaan lokasi lahan
4.    Melakukan  pencatatan  sebagaimana   format yang digunakan



Standar Prosedur Operasional

Nomor
02/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Pemilihan Varietas Unggul
Halaman
1 - 2
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

II.    Pemilihan Varietas Unggul
A.     Definisi
Berasal dari varietas unggul, rasa enak, daya tumbuh tinggi >  90  %,  hasil  tinggi,  harga  jual  mahal,  umur  pendek, kemurnian  99  %,  tahan  hama  penyakit,  bebas  hama penyakit, kadar air 14 %.
B.     Tujuan
Mendapatkan benih yang sehat, meningkatkan produksi tinggi,  meningkatkan  efisiensi, mendapatkan pertumbuhan yg serempak.
C.     Validasi
1.      Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.      Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Bahan dan Alat
1.      ember,
2.      ayakan,
3.      karung,
4.      bakul,
5.      tester,
6.      telur,
7.      air,
8.      garam,
9.      gabah,
E.     Fungsi
1.      Ember untuk merendam dan menyeleksi, membuat larutan garam,
2.      Ayakan  untuk  mengambil  yang mengapung,
3.      Karung untuk memeram,
4.      Bakul untuk menyimpan sementara,
5.      Tester untuk cek kadar air gabah,
6.      Telur  untuk pengetesan  berat  jenis, indikator larutan garam,
F.     Prosedur Pelaksanaan
1.      Benih dibuka,
2.      Ember yg diisi air ditambah garam diaduk  ,
3.      Masukan telur sampai terapung,
4.      Lalu  di  masukkan  gabah,  gabah  yg  terapung dibuang dgn ayakan, gabah yg dibawah dicuci,



Standar Prosedur Operasional

Nomor
03/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Persemaian
Halaman
1 - 2
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

III.   Persemaian
A.     Definisi
Tempat untuk menaburkan benih secara umum, media untuk menumbuhkan benih menjadi bibit yang siap ditanam sesuai dengan kebutuhan pola tanam.
B.     Tujuan
Mempermudah penanaman, menyiapkan bibit, menghemat benih, memaksimalkan tumbuhnya bibit, mengurangi resiko kematian, mendapatkan bibit siap tanam.
C.     Validasi
1.      Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.      Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Bahan dan Alat
1.      Plastik,
2.      Cangkul,
3.      Karung,
4.      Pipiti/baki, bambu,
5.      Rak penyimpan media benih,
6.      Penutup rak/waring/paranet,
7.      Paku,
8.      Palu,
9.      Gergaji,
10.   Golok,
11.   Meteran,
12.   Gunting,
13.   Pupuk organik,
14.   Arang sekam,
15.   Pasir,
16.   Air,
17.   Hand sprayer,
18.   Benih,
19.   Mol


E.     Fungsi
1.      Plastik untuk atap pesemaian
2.      Cangkul untuk  mencampurkan bahan organik pupuk kandang.
3.      Karung  untuk alas pesemaian.
4.      Pipiti/baki, bambu wadah media semai
5.      Rak untuk penyimpan media benih,
6.      Waring/paranet sebagai pelindung dari curah hujan
7.      Paku untuk membuat rak dari bambu
8.      Gergaji untuk memotong bambu
9.      Golok untuk     menghaluskan bambu
10.   Meteran  untuk menentuk an panjang pendeknya bambu
11.   Gunt ing  untuk  memotong plastic/waring
12.   pupuk   organik  untuk dicampurkan dengan sekam
13.   arang sekam untuk  media tumbuh benih
14.   pasir sebagai bahan pencampurdengan sekam dan pupuk  organik
15.   air untuk menyiram pesemaian
16.   hand sprayer untuk menyemprotkan mol
17.   benih untuk ditebarkan di media semai
18.   MOL   untuk mempercepat perkecambahan

F.     Prosedur Pelaksanaan
1.      Mempesiapan media tanam, menebar benih di media tanam, 
2.      Mempersiapkan rak bambu, melindungi dengan waring, penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore)
3.      Memindahkan baki yg sudah berisi benih ke rak penyimpanan, penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore),
4.      Pengamatan di persemaian tiap hari dan dicatat perkembangan benih dipersemaian,









Standar Prosedur Operasional

Nomor
04/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Pengolahan Sawah
Halaman
1 - 2
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

IV.  Pengolahan Sawah
A.     Definisi
Menyiapkan lahan untuk siap ditanami, proses penghancurk an tanah untuk siap ditanami padi, proses merubah lahan yang belum siap tanam menjadi siap tanam.
B.     Tujuan
Menyediakan media tanam, mempermudah penanaman, untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi,
C.     Validasi
1.      Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.      Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Bahan dan Alat
1.      cangkul,
2.      traktor,
3.      garukan,
4.      bajak,
5.      parang,
6.      glebeg,
7.      air,
8.      kerbau
E.     Fungsi
1.    Cangkul untuk   untuk meratakan hasil bajakan, perbaikan pematang,pembuatan selokan/saluran drainase
2.    Traktor untuk melakkan pengolahan awal agar tanah dapat di olah dengan baik
3.    Garuk an untuk menghancurkan tanah setelah ditraktor
4.    Bajak  untuk     menghancurkan tanah agar gembur dan halus.
5.    Parang untuk membersihkan rumput atau gulma yang ada dipematang.
6.    Kerbau untuk menarik garu/bajak
7.    Cangkul  untuk untuk menamping, mopok, ngangler, membuat kamalir, mojokan.
8.    Traktor untuk membajak tanah/olah tanah, 
9.    Garunk an untuk  meratakan tanah,
10.  Bajak untuk membalikan lapisan tanah,
11.  Parang untuk membabat gulma,
12.  Glebeg untuk menghancurkan tanah,
F.     Prosedur Pelaksanaan
1.      Lahan sawah diairi sampai basah merata,
2.      Membersihkan pematang lahan dan penampingan
3.      Melakukan pembajakan awal
4.      Melakukan pemopokan pematang
5.      Melakukan pengolahan kedua dengan menggunakan garu
6.      Melakukan pengolahan ketiga dengan traktor/kerbau/sapi yg dilengkapi dgn papan (ngaleleran/ngangler/perataan tanah)
7.      Meratakan lahan sawah dengan menggunakan garu



























Standar Prosedur Operasional

Nomor
05/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Penanaman
Halaman
1
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

V.   Penanaman
A.     Definisi
Meletakkan  bibit  padi pada  titik    yang  sudah  diberi  tanda  dengan menggunakan caplakan.
B.     Tujuan
Agar  benih  padi  dapat  tumbuh  dan berkembang dengan dan optimal,
C.     Validasi
1.      Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.      Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Bahan dan Alat
1.      Benih.
2.      Cerangka/Sundung
3.      Caplakan
E.     Fungsi
1.      Benih. Untuk ditanamkan di sawah
2.      Cerangka/Sundung    untuk  mengangkut  dari pesemaian ke sawah
3.      Caplakan  untuk  membuat  jarak  tanam 25 cm x 25 cm,
F.     Prosedur Pelaksanaan
1.    Benih di simpan dipetakan sawah
2.    Benih ditanamamkan pada perpotongan garis hasil caplakan









Standar Prosedur Operasional

Nomor
06/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Penyulaman
Halaman
1
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

VI.     Penyulaman
A.     Definisi
Melakukan penggantian tanaman apabila ada yang mati atau rusak.
B.     Tujuan
Untuk memperoleh populasi tanaman yang sesuai dengan kapasitas lahan.
C.     Validasi
1.    Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.    Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Bahan dan Alat : Bibit padi
E.     Fungsi
Bibit untuk  menyulam tanaman mati atau rusak
F.     Prosedur Pelaksanaan
1.      Amati petakan sawah dan lihat yang mati
2.      Lakukan penggantian tanaman yang mati pada umur 1 - 2 minggu


















Standar Prosedur Operasional

Nomor
07/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Pemupukan
Halaman
1
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

VII.    Pemupukan
A.     Definisi
Pemupukan adalah memberikan pupuk sebagai nutrisi tambahan sesuai kondisi pertumbuhan tanaman.
B.     Tujuan
Menambah kebutuhan hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat tumbuh optimal.
C.     Validasi
1.      Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.      Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Bahan dan Alat :
1.   Pupuk organik padat/cair
2.   Ember
3.   Alat tulis dan blangko isian
E.     Fungsi
3.      Pupuk organik padat/cair untuk pupuk yang akan digunakan
4.      Ember untuk menyimpan pupuk yang akan digunakan
5.      Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan
F.     Prosedur Pelaksanaan
1.      Persiapkan pupuk sesuai  jenis, waktu dan dosis yang dibutuhkan dalam wadah.
2.      Semprotkan pupuk organik cair sesuai dengan kebutuhan atau taburkan organik padat pada pengolahan awal
3.      Melakukan  pemupukan  dengan  pupuk cair  setiap  10  hari  sekali  sampai  umur tanaman 60 hari
4.      Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.





Standar Prosedur Operasional

Nomor
08/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Pemberian Air/ Pengairan
Halaman
1
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

VIII.        Pemberian Air/Pengairan
A.     Definisi.
Mengalirkan air dari saluranair ke petakan sawah sesuai dengan kebutuhan.
B.     Tujuan
Untuk menjaga fungsi pupuk keadaan air sesuai dengan kebutuhan sehingga proses pertumbuhan padi dalam memperoleh unsur hara akan berjalan dengan baik.
C.     Validasi
1.      Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.      Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Bahan dan Alat
a.      Cangkul
b.      Parang
c.      Air
E.     Fungsi
1.      Cangkul untuk menutup  dan membuka  serta  membetulkan  saluran air dan membuang sampah yang ada di saluran air
2.      Parang  berfungsi untuk membersihkan  rumput di sekitar selokan air

F.     Prosedur Pelaksanaan
a.      Perhatikan air yang akan dimasukan ke petakan  jangan  sampai  membawa kaleng  atau  bahan  bekas  yang mengandung bahan kimia yang dapat mengkontaminasi air
b.      Buka pintu pemasukan air dan tutup pintu pengeluaran
c.      Amati kondisi air di petakan apakah sudah mencukupi sesuai dengan kebutuhan
d.      Tutup pintu pemasukan air dan biarkan beberapa hari sesuai dengan umur tanaman.





Standar Prosedur Operasional

Nomor
09/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Penyiangan
Halaman
1
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

IX.       Penyiangan
A.     Definisi 
Penyiangan adalah melakukan pemeliharaan dan membersihkan gulma yang ada di petakan sawah.
B.     Tujuan :
Menjaga kebersihan sawah tanaman dari tanaman yang tidak diinginkan ( Gulma) sehingga pertumbuhan tanaman dan pemanfaatan unsur hara optimal. 
C.     Validasi
1.      Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.      Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Alat dan Bahan :
1.    Gasrok 
2.    Landak 
E.     Fungsi:
1.    Gasrok  untuk membersihkan gulma di sekitar tanaman 
2.    Landak untuk membersihkan gulma dan menggemburkan tanah di sela tanaman 
F.     Prosedur Pelaksanaan :
1.    Penyiangan dilakukan dengan membersihkan  areal pertanaman dari gulma,.
2.    Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.
3.    Lakukan pencatatan sebagaimana format yang ada          










Standar Prosedur Operasional

Nomor
10/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Pengendalian Hama dan Penyakit
Halaman
1 - 2
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

X.       Pengendalian Hama dan Penyakit
A.     Definisi 
Pengendalian  Organisme  Pengganggu Tumbuhan  adalah  Tindakan  untuk  menekan serangan OPT guna mempertahankan produksi dengan  sistem  Pengendalian  Hama  Terpadu (PHT).
B.     Tujuan :
Agar OPT terkendali tanpa merusak lingkungan.
C.     Validasi
1.      Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpili
2.      Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Alat dan Bahan :
1.    Hand Sprayer
2.    Ember,
3.    drum, alat pengaduk
4.    Takaran (Scala cc, ml, liter dan gram)
5.    sarung tangan,
6.    masker,
7.    topi,
8.    baju lengan panjang
9.    Biopestisida ( Pestisida Nabati)
10.  Agens Hayati
E.     Fungsi
1.         Hand Sprayer sebagai alat untuk mengaplikasikan pestisida nabati
2.         Ember, drum, alat pengaduntuntuntuntuk untuk mencampur pestisida nabati dengan air
3.         Takaran  (Scala  cc,  ml,  liter  dan  gram)  untuk menakar pestisida nabati
4.         Alat/sarana  pelindung  (sarung  tangan,  masker, topi,  sepatu  boot,  baju  lengan  panjang)  untuk melindungi  bagian  tubuh  dari  cemaran  bahan kimia.
5.         Biopestisida  dan  Agens  Hayati  untuk mengendalikan OPT,
6.         Air  bersih  digunakan  sebagai  bahan  pelarut  dan pembersih.
7.         Alat  tulis  dan  blangko  isian  untuk  mencatat kegiatan
F.     Prosedur Pelaksanaan :
1.      Lakunkan  pengamatan  dan  identifikasi terhadap OPT di pertanaman secara berkala.
2.      Lakukan  pengendalian  OPT  dengan menggunakan  pestisida  nabati  atau  agens hayati yang telak di buat sebelumnya
3.      Tentukan  tindakan  yang  perlu  segera  dilakukan sesuai dengan jenis OPT.
4.      Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan






























Standar Prosedur Operasional

Nomor
11/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Panen
Halaman
1
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

XI.     Panen
A.     Definisi 
Melakukan pemotongan rumpun padi apabila sudah masak
B.     Tujuan
Untuk mendapatkan gabah padi yang baik.
C.     Validasi
1.      Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.      Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.   Alat dan Bahan
3.      sabit bergerigi.
4.      Gribig
5.      Terpal
E.     Fungsi
1.      Untuk memotong rumpun padi
2.      Gribig/terpal untuk  alas  menyimpan  hasil  padi  yang sudah di panen dan menampung gabah saat perontokkan.
F.     Prosedur Pelaksanaan
1.    Panen  dilakukan  jika  butir  gabah  80  %  menguning dan tangkainya menunduk.
2.    Pengumpulan  hasil  panen  menggunakan terpal  kemudian  padi  dirontokkan menggunakan power trasher.
3.    Setelah  panen  segera  dirontokkan  malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
4.    Usahakan  kehilangan  hasil  panen  seminimal mungkin
5.    Setelah dirontokkan diayaki







Standar Prosedur Operasional

Nomor
12/KLP-III/P/X/2013
Tanggal
16 Oktober 2013
Dibuat
Kelompok III
Penanganan Pasca Panen
Halaman
1 - 2
Revisi
........................
Disyahkan
..........................

XII.      Penanganan Pasca Panen
A.     Definisi 
Melakukan penangan gabah yang sudah di panen
B.     Tujuan
Untuk mendapatkan gabah yang berkualitas dan tidak terkontaminasi dari bahan lain.
C.     Validasi
a.      Pengalaman anggota Kelompoktani Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
b.      Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.     Alat dan Bahan
1.      Gribig /terpal
2.      RMU ( Rice Milling Unit)
3.      Karung ( karung plastic/Karung Goni)
4.      Label.
E.     Fungsi
1.      Gribig /terpal gigunakan untuk menjemur gabah
2.      RMU ( Rice Milling Unit) digunakan untuk menggiling gabah yang sudah kering dengan kadar air 14 %
3.      Karung ( karung plastic/Karung Goni) digunakan untuk wadah padi yang sudah digiling
4.      Label untuk member tanda padi organik yang siap dijual ke pasaran
F.     Prosedur Pelaksanaan
1.      Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari
2.      Setelah  kering  lalu  digiling  yaitu  pemisahan gabah dari kulit bijinya.
3.      Gabah  yang  diperoleh  dijemur  dilahan menggunakan alas terpal / tikar selama  1–2 hari  (sampai  kering)  dan  ada  juga  yang langsung dilantai penjemuran.
4.      Gabah kering dibersihkan dari biji hampa, daun dan  batang  pati  menggunakan  seed  cleaner
5.      Kemudian  dikemas  dalam  karung  untuk diangkut ke rumah masing-masing.
6.      Apabila  petani  juga  mempunyai  lahan  non organik,  penyimpanan  gabah  kering  harus dilakukan  secara  terpisah  dan  diberi  tanda organik dan non organik.
7.      Gabah  kering  selanjutnya  dibawa  ke  RMU yang sudah disepakati oleh Gapoktan
8.      Gabah  digiling  lalu  dikemas  kedalam  plastik yang  kemasan  5  Kg  dan  karung  plastik kemasan 20 Kg.
9.      Beras siap dikonsumsi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar