Senin, Januari 28

Interaksi Asas Ekosistem 6, 7,8 dan 9


             Hubungan Interaksi antara Azas Ekosistem 6,7,8 dan 9 pada Tanaman Pepaya dan Jagung:
Asas 6
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan dari pada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya. Yang dapat menyesuaikan diri, lebih banyak keturunan lebih berhasil.
Contoh asas 6 : Tanaman Jagung lebih memenangi persaingan dari pada tanaman pepaya karena jumlahnya lebih banyak dan tanaman cepat tumbuh tinggi sehingga memenangkan persaingan dalam memperoleh energi cahaya matahari untuk proses fotosintesis dan pepaya kalah bersaing dalam memperoleh makanan.
Asas 7
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang “mudah diramal”. Mudah diramal: punya pola keteraturan faktor lingkungan
Lingkungan yang tidak stabil spesies sedikit, Lingkungan stabil keanekaragaman tinggi.
Contoh asas 7: pengaturan jarak tanam tanaman jagung, keanekaragaman organisme pada jarak tanam tanaman jagung rapat berbeda dengan jarak tanam renggang. Pada jarak tanam rapat kemungkinan tanaman jagung akan tumbuh dengan baik, Pepaya misalnya pertumbuhannya akan terhambat karena kalah bersaing dalam mendapatkan energi matahari dan makanan dengan tanaman Jagung. Sebaliknya jarak tanaman yang renggang akan memungkinkan terjadinya keanekaragaman organisme sebab masih ada ruang yang kosong yang akan menjadi tempat tumbuhnya OPT
Asas 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keaneka-ragaman takson, bergantung kepada nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.Setiap spesies mempunyai nicia tertentu dapat hidup berdampingan dengan spesies lain
Contoh asas 8 : dalam pengembangan budidaya tanaman jagung dan pepaya perlu diperhatikan kearifan lokal yakni perlu diperhatikan tanah, iklim yang cocok pada suatu daerah tertentu. Contonya tanaman Jagung dan pepaya akan cocok ditanam pada daerah dataran rendah petumbuhan dan produksinya akan optimum, sebaliknya tidak akan cocok ditanam di daerah pegunungan jika itu terjadi maka kemungkinan pertumbuhannya akan kerdil kemungkinan pula akan muncul hama/penyakit (OPT) tertentu karena di daerah pegunungan suhunya memungkinkan.
Asas 9
Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitas.
E = K x B/PK : konstanta
E : keanekaragaman
B : biomasa
P : produktivitas
Contoh asas 9 : pengaturan jarak tanam akan menyebabkan perbedaan prodiktivitas, biomasa dan keanekargaman komunitas, pada jarak tanam rapat kemungkinan biomasanya besar, produktivitasnya kecil serta kenakaragamannya lebih kecil dari produktivitasnya karena pada jarak tanam rapat pertumbuhannya baik produksinya baik tetapi keanekaragaman komunitasnya kecil disebabkan tidak ada ruang tanam untuk organisme lain dan sebaliknya pada jarak tanam renggang, contoh nyatanya ialah tanaman jagung pada jarak tanam rapat kemungkinan OPT nya tidak ada sehingga keanekaragam komunitasnya kecil, produksinya lebih besar dari keanekaragaman komunitas serta biomasnya lebih besar dari produktivitas.



Misalnya:  “1 ha lahan Jagung, menghasilkan 10 ton, total produksinya 5 ton”
Produktivitas = ­­produksi/luas = 5 ton / 1 ha = 5 ton/ha
Keanekaragaman = biomasa / produktivitas = 10 ton / 5 ton = 2 /ha
Keanekaragaman komunitas ˂ Produktivitas ˂ Biomasa
Jika produktivitasnya turun 2 ton maka keanekaragaman naik menjadi 5 per ha
Jadi Tingkat keberagaman komunitas akan semakin besar jika biomasanya besar dan produktivitas kecil. Hal ini disebabkan karena aliran energy dalam sistem tersebut, aliran energy tersebut akan saling tukar-menukar dengan materi yang tersimpan pada suatu komunitas. Misalnya biomasa pada suatu system simpanan materinya besar maka secara otomatis akan meningkatkan keanekaragaman pada suatu komunitas tersebut.
Kesimpulannya :
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar