Senin, Januari 28

Makalah EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC)


BAB I 
PENDAHULUAN

      Latar Belakang Masalah
Kehadiran penyuluhan sebagai ilmu yang tersendiri adalah suatu cabang dari kelompok ilmu-ilmu social pendidikan orang dewasa yang dalam hal ini merupakan ilmu yang mempelajari cara dan proses perubahan manusia (petani) dan masyarakatnya menuju ke arah sasaran yang diharapkan yaitu agar selalu terjadi kemajuan di dalam usaha taninya, khususnya yang mengenai meningkatnya jumlah, mutu dan macam hasil perkembangan penyuluhan pertanian membawa konsekuensi terhadap profesionalisme para penyuluh. Untuk dapat melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya baik sebagai komunikator, organisator, inisiator, dinamisator, motivator maupun sebagai fasilitator, penyuluh pertanian harus memiliki 3 (tiga) kompetensi.

Kompetensi tersebut adalah (1) kompetensi pribadi yaitu sebagai individu yang berbudi luhur, rajin dan tekun serta Pancasilais, (2) kompetensi sosial, yaitu sebagai individu yang mampu bekerja sama dengan masyarakat sekitarnya dan bersifat pembaharu, serta (3) kompetensi profesi, yaitu memiliki kemampuan penguasaan materi (Content Expertise) dan kemampuan dalam proses penyampaian materi kepada sasaran (Delivery Process Expertise).
Untuk memberikan bekal penguasaan atau kemampuan dalam proses penyampaian materi (Delivery Process Expertise) kepada Anda, materi dalam makalah ini meliputi Teori dan Praktik Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian.
          Setelah mempelajari materi mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa  ini Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami dan menguasai berbagai macam metode dan teknik penyuluhan pertanian sesuai landasan filosofis dan landasan psikologisnya;
2. Menganalisis dan mengevaluasi metode dan teknik penyuluhan pertanian yang sedang dikembangkan ;
3. Menerapkan metode dan teknik penyuluhan pertanian yang relevan dengan kondisi sosial dan kultur sasaran serta berorientasi agribisnis.
Sistem pelatihan menerapkan sistem AKOSA (Amati, Kemukakan, Olah, Simpulkan, dan Aplikasikan) yaitu mahasiswa di ajak secara bersama mengamati lingkungan, mengemukakan pendapatnya tentang lingkungan yang diharapkan, mengelolanya menjadi program kerja atau kegiatan sehingga dapat dikerjakan secara bersama-sama. Dengan demikian mereka dapat menyimpulkan serta dapat mengaplikasikan sesuai dengan pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki.
B.     Rumusan Masalah
Dalam hal ini penulis akan mencoba untuk membahas tentang “PENERAPAN METODE EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC) OLEH PENYULUH PERTANIAN DI KECAMATAN PADAS KABUPATEN NGAWI “ yaitu sebagai berikut :
1.    Bagaimana Penerapan Metode ELC yang dilakukan untuk mewujudkan Programa Pembangunan Pertanian di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi?
2.    Apa tujuan dari Pelaksanaan Metode ELC tersebut?
3.    Dampak dan Kendala apa saja yang di dapat dalam pelaksanaan Metode ELC tersebut?

C.     Tujuan Penelitian
Pada dasarnya bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, begitupun dengan penulisan karya ilmiah ini.
Untuk lebih jelasnya, penulisan makalah ini mempunyai tujuan yang ingin dicapainya, tujuannya adalah sebagai berikut :
1.    Penulis ingin mengetahui, bagaimanakah Penerapan Metode ELC yang bisa dilakukan untuk mewujudkan Programa Pembangunan Pertanian di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi ?
2.    Penulis ingin mengetahui, Apa Metode ELC yang dilakukan tersebut?
3.    Penulis ingin mengetahui, dampak dan kendala apa saja yang di dapat dalam Metode ELC.




D.   Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis memiliki beberapa manfaat, antara lain :
Pertama, Untuk mendorong peningkatan pengetahuan petani di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi dengan belajar dari pengalaman dan mau  berpartisipasi dengan penyuluh dalam mengatasi segala permasalah yang muncul dalam pelaksanaan di lapangan.
Kedua, untuk merubah pola pikir, sikap dari petani, aspirasi kolektif petani dibiarkan bebas, dan dimana para petani secara terus menerus belajar untuk bagaimana belajar besama-sama berbagi informasi antara petani dengan petani dan petani dengan penyuluh pertanian serta belajar untuk memecahkan masalah.
Ketiga, tentu saja untuk mewujudkan 4 Sukses Pembangunan Pertanian di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi. Apabila 4 Sukses Pembangunan Pertanian di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi bisa terwujud maka kesejahteraan Petani secara keseluruhan juga akan meningkat.
E.  Metode Penelitian
Penulis mengakui, sangat sulit untuk menyusun karya ilmiah ini karena keterbatasan yang dimiliki penulis, maka untuk mencapai data dan sumber yang actual dan jelas penulis menggunakan beberapa metode penelitian antara lain sebagai berikut :
1.    Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan ke lapangan untuk meneliti dan mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan Penerapan Metode ELC dalam pelaksanaan Programa Pembangunan Pertanian dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi.
2.    Wawancara, yaitu penulis bertanya kepada Penyuluh Kecamatan Padas dan juga Responden dalam hal ini petani setempat.
3.    Study Kepustakaan, yaitu penulis mengumpulkan data dengan mencari sumber data dari buku – buku perpustakaan dan dari internet terutama yang berkaitan dengan judul karya ilmiah ini.


BAB II

METODE PELAKSANAAN EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC)
DI KECAMATAN PADAS KABUPATEN NGAWI

A.   WAKTU dan LOKASI
  Waktu dalam pelaksanaan metode Experience Learning Cycle di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi saat terjadi kasus serangan hama tikus di lahan pertanian tanaman padi di 3 (tiga) Lokasi Desa di Kecamatan Padas antara lain di Desa Sukowiyono, Desa Bintoyo dan Desa Tungkul Rejo.

B.   NARASUMBER
Narasumber adalah Koordinator Penyuluh Pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Padas yaitu
1.    Bapak MULYONO, Amd.P NIP. 19550309 197803 1 005
2.    Bapak SUTRISNO NIP. 19630104 198802 1 001
3.    Ibu TINA KUSRIYANA

C.   MATERI
Materi yang disampaikan pada para petani dalam Penerapan Metode ELC dalam penanganan kasus serangan hama tikus pada lahan pertanian di 3 desa adalah mengajak para petani untuk bersama-sama melihat masalah yang terjadi, dari mana asal mula datangnya hama tikus dan berusaha memecahkan masalah hama tikus ini supaya tidak menyerang lahan pertanian lagi.

D.   LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN
Diskusi, kunjungan lapangan, curah pendapat, tanya jawab, studi kasus, observasi dan memecahkan masalah yang sedang terjadi, dengan demikian mereka dapat menyimpulkan serta dapat mengaplikasikan sesuai dengan pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki


BAB III

HASIL PEMBAHASAN EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC)
DI KECAMATAN PADAS KABUPATEN NGAWI


A.   HASIL PEMBAHASAN
Pada tahap persiapan  dilakukan analisis  pendengar dan situasi penyajian lesan dari masalah yang sedang terjadi yaitu kasus serangan hama tikus. Analisis pendengar berkaitan dengan siapa dan bagaimana kaitannya dengan pendengar ( kelompok usia petani, latar belakang pendidikan petani, jumlah lahan yang terserang hama tikus), sedangkan situasi penyajian berkaitan dengan situasi (setting) tempat lahan pertanian yang terserang hama tikus, yang akan digunakan (setting waktu, alat bantu yang tersedia).
Tahap penyajian lesan berkaitan dengan bagaimana menentukan tujuan presentasi dari aspek kebutuhan pendengar. Berkaitan dengan alokasi waktu prioritaskan mana yang “must know, should know dan nice to know”.
Setelah diskusi bersama para petani yang terkena serangan hama tikus, maka di lakukan kunjungan lapangan untuk melihat secara langsung kondisi real di lapangan, apa penyebabnya sehingga hama tikus ini menyerang lahan pertanian di cari asal mula munculnya hama tikus ini, setelah itu adakan curah pendapat dari para petani bagaimana untuk bisa mengatasi kasus hama tikus tersebut yang bisa dilanjutkan dengan tanya jawab secara langsung antara petani dengan petani maupun petani dengan penyuluh, setelah itu adakan studi kasus hama tikus tersebut dengan melakukan observasi dilapangan bersama-sama para petani dan memecahkan masalah yang sedang terjadi, dengan demikian mereka dapat menyimpulkan serta dapat mengaplikasikan bagaimana caranya untuk bisa membasmi hama tikus tersebut sesuai dengan pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki tentunya.
Dalam penanganan kasus hama tikus di 3 (tiga) desa di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi antara lain di Desa Sukowiyono, Desa Bintoyo dan Desa Tungkul Rejo telah di ketahui bahwa lahan pertanian yang terserang hama tikus sebagian besar adalah lahan yang letaknya dekat dengan aliran sungai yang ternyata merupakan sarang dari hama tikus tersebut dan telah di lakukan observasi bahwa hama tikus ini bisa di atasi atau dibasmi dengan mendatangkan Burung Hantu untuk memburu para hama tikus di waktu malam hari, selain itu juga dilakukan pengasapan pada sarang-sarang hama tikus di aliran sungai dengan menggunakan mercon tikus yang di ambil asapnya untuk membasmi hama tikus tersebut, cara yang terakhir yang tergolong tradisional adalah dengan cara pengropoyokan beramai-ramai terhadap hama tikus tersebut.
Penanganan kasus hama tikus dengan penerapan metode ELC ini terbukti ampuh dan mampu memberikan pengajaran secara langsung untuk para petani bagimana cara mengatasi masalah yang terjadi di lapangan, para petani bisa tahu sendiri, menganalisa sendiri melakukan observasi sendiri dan memecahkan masalah mereka sendiri dan bisa langsung di aplikasikan juga dan terbukti bisa mengurangi hama tikus yang menyerang lahan pertanian mereka.



BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian, maka di sini penulis dapat menarik kesimpulan, diantaranya adalah :
1)   Penerapan Penyuluhan Pertanian dengan Metode EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC) harus dilakukan agar Petani mengerti tentang bagaimana cara memahami, mengalami dan memecahkan masalah yang terjadi dalam pelaksanaan di lahan pertanian, selain itu juga harus selalu dalam pengawasan pihak yang terkait dalam hal ini para penyuluh pertanian, agar nanti tidak sia – sia dan dapat menghasilkan produksi sesuai dengan apa yang di harapkan.
2)   Untuk merubah pola pikir, sikap dari petani, aspirasi kolektif petani dan dimana para petani secara terus menerus belajar untuk bagaimana belajar bersama-sama berbagi informasi antara petani dengan petani dan petani dengan penyuluh pertanian serta belajar untuk memecahkan masalah yang terjadi di lapangan agar bisa meningkatkan kesejahteraan petani nantinya.
3)   Peranan Metode Penyuluhan EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC) bagi masyarakat petani sangat penting, baik karena meningkatkan pengetahuan, pengalaman para petani juga nantinya mampu mensejahterakan keluarga petani dan berdampak pada menurunnya angka kemiskinan secara nasional, maka petani dituntut harus mampu menemukan jalan keluar yang baik dan menguntungkan agar dapat keluar dan mengatasi masalah perekonomian keluarga khususnya dan masyarakat umumnya.


B.     Saran
Adapun saran – saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1)   Untuk mendukung Penerapan Metode EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC), perlu adanya dukungan para Penyuluh Pertanian, juga Pelaku Utama dalam hal ini para Petani itu sendiri juga Para Pelaku Usaha. Dengan begitu insya Allah akan bisa mendapatkan hasil seperti apa yang di harapkan.
2)   Diantara sesama petani diharapkan dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik, agar diantara sesama petani dapat saling menukar pengalaman dan mengetahui tentang kekurangan – kekurangan atau kelebihan – kelebihan dari masing – masing petani tersebut.







DAFTAR PUSTAKA

Suparman, Atwi, 1997, Model-model Pembelajaran Interaktif, STIA LAN, Jakarta.

Roestiyah, 2001, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Depdagri, 2001, Himpunan Referensi Penyusunan Modul Pembelajaran, Jakarta.



KATA PENGANTAR


Puji dan syukur Saya Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Makalah Penerapan Penyuluhan Pertanian Metode EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC), di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur ini bisa saya selesaikan sebagaimana yang diharapkan.
            Atas tersusunnya tulisan ini, saya tidak lupa juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada Yth            :
1.    Dosen Mata Kuliah Pendidikan Orang Dewasa
2.    Asisten Dosen Mata Kuliah Pendidikan Orang Dewasa
3.    Kepala BPP Kecamatan Padas dan seluruh Staf dan teman-teman Penyuluh
4.    Rekan Mahasiswa dan semua pihak yang sudah membantu sehingga saya bisa menyusun laporan ini sebagaimana mestinya.
Saya sangat menyadari dalam penyusunan tulisan ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh sebab itu maka kritik dan saran yang bersifat membangun pemikiran saya kemasa depan sangat saya harapkan. Akhirnya semoga Tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca terutama bagi pembangunan pertanian kita kearah yang lebih baik lagi, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


Penyusun,



DAMEYDRA JAYA
NIRM. 07.1.2.12.1368
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ..................................................................................        i
DAFTAR ISI ................................................................................................       ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................       1
A.    Latar Belakang Masalah ..................................................................       1
B.    Rumusan Masalah ...........................................................................       2
C.   Tujuan Penelitian ..............................................................................       2
D.   Manfaat Penelitian ...........................................................................       3
E.    Metode Penelitian .............................................................................       3
BAB II METODE PELAKSANAAN ELC ....................................................       4
A.    Waktu dan Lokasi  ............................................................................       4
B.    Narasumber .....................................................................................       4
C.   Materi ...............................................................................................       4
D.   Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan ........................................       4

BAB III HASIL PEMBAHASAN ELC ..........................................................       5
A.    Hasil Pembahasan ...........................................................................       5
BAB IV PENUTUP .....................................................................................       7
A.    Kesimpulan........................................................................................       7
B.    Saran ................................................................................................       8
DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar