BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)
pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan Pengembangan dan
Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk diaplikasikan oleh
petani. Salah satu rekomendasi ini adalah penerapan sistem tanam yang benar dan
baik melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan sistem tanam jajar
legowo.
Dalam
melaksanakan usaha tanam padi ada bebarapa hal yang menjadi tantangan salah
satunya yaitu bagaimana upaya ataupun cara yang harus dilakukan untuk
mendapatkan hasil produksi padi yang tinggi. Namun untuk mewujudkan upaya
tersebut masih terkendala karena jika diperhatikan masih banyak petani yang
belum mau melaksanakan anjuran sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal sistem
tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan.
Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam
hal ini adalah sistem tanam jajar legowo maka akan diperoleh efisiensi dan
efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya.
Istilah jajar legowo diambil dari
bahasa jawa yang secara harfiah tersusun dari kata “lego (lega)” dan “dowo
(panjang)” yang secara kebetulan sama dengan nama pejabat yang memperkenalkan cara
tanam ini. Sistem tanam jajar legowo diperkenalkan pertama kali oleh
seorang pejabat Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Negara Provinsi Jawa
Tengah yang bernama Bapak Legowo yang kemudian ditindak lanjuti oleh Departemen
Pertanian melalui pengkajian dan penelitian sehingga menjadi suatu rekomendasi
atau anjuran untuk diterapkan oleh petani dalam rangka meningkatkan
produktivitas tanaman padi.
Dalam rangka Peningkatan SDM Petani dan Petugas melalui
Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian di
Kabupaten Bima telah banyak memberikan Diklat bagi Petani dan penyuluh
Pertanian di Kecamatan Belo sehingga petani dan Penyuluh harus benar-benar
mampu menganalisis dan mengorganisasikan kegiatan penyuluhan dalam rangka percepatan
transformasi Teknologi.
Kaji Tindak sebagai salah satu metode
Penyuluhan Pertanian diharapkan Tim Penyuluh Pertanian dapat melakukan
pengkajian dengan melakukan kegiatan identifikasi masalah, penyusunan rencana
kegiatan,serta melaksanakan tindak lanjut pemecahan masalahnya serta dapat
mengembangkan kapasitas inovasi, para penyuluh agar secara bersama-sama
menelaah dan memodifikasi inovasi teknologi pengembangan agribisnis berbasis
komoditi unggulan sesuai dengan kebutuhan petani.
Berdasarkan
hal tersebut pada Mata Kuliah Metode Penyuluhan Pertanian II bagi mahasiswa
semester III akan melaksanakan Kaji Tindak Sistem Tanam jajar Legowo pada
tanaman Padi.
1.2. Rumusan
Masalah
Adakah pengaruh perlakuan jarak tanam padi sistem jajar
legowo dengan pertumbuhan dan hasil produksi padi?
1.3. Tujuan
Pratikum
Praktikum Metode
Penyuluhan ini bertujuan untuk :
·
Mahasiswa mampu menggali permasalahan yang dihadapi sasaran penyuluhan
·
Mahasiswa mampu merumuskan tujuan penyuluhan
·
Mahasiswa mampu menetapkan metode, teknik, alat bantu, dan alat peraga
penyuluhan yang tepat berdasar kondisi sasaran, sumberdaya penyuluh, kondisi
geografis, dan kebijakan pemerintah (sekaligus penetapan alat bantu dan alat
peraga penyuluhan yang tepat)
·
Mahasiswa mampu melakukan penyuluhanr berdasa prinsip-prinsip komunikasi
yang efektif dengan menerapkan konsep pendidikan orang dewasa
1.4. Manfaat
Pratikum
Manfaat dari Praktikum Metode dan
Teknik Penyuluhan Pertanian ini adalah :
Bagi Mahasiswa
-
Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh petani secara nyata di
lapangan
-
Mahasiswa menjadi termotivasi untuk menemukan solusi dari permasalahan yang
muncul
-
Sebagai sarana latihan bagi mahasiswa dalam rangka persiapan menuju dunia
kerja
Bagi Pemerintah atau
Instansi Terkait
-
Membantu menemukan solusi atas permasalahan yang ada
-
Memperoleh atau menambah kreativitas baik dalam upaya antisipasi maupun
solusi pemecahan masalah
-
Termotivasi untuk melakukan perubahan seiring dengan perubahan jaman
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori.
- Definisi Penyuluhan
Pertanian
Menurut Deptan (2009), penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi
pelaku utamaserta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
- Tujuan
Penyuluhan Pertanian
Menurut Mardikanto (2009), upaya perbaikan pada mutu hidup manusia, baik
secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial budaya. Terkait dengan pemahaman
tersebut, tujuan penyuluhan pertanian diarakan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani, perbaikan usahatani
dengan perbaikan kehidupan petani dan masyarakat.
- Metode
Penyuluhan Pertanian
Menurut Erwin (2012), metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian
materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta
anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka
tahu, mau dan mampu menggunakaninovasi baru
- Metode Kaji
tindak atau sering disebut riset aksi
Merupakan kegiatan riset melalui
tindakan, riset dengan tindakan, atau riset untuk menunjang tindakan guna menangani masalah yang sungguh-sungguh
penting dan berarti bagi masyarakat ( Mudjiman yang diadaptasi dari Lewin,
1946; Oquist,1970; dan Sanford,1977)
2.2.
Hasil Penelitian
Terdahulu.
2.2.1.
Kaji Tindak: Bentuk Riset
Partisipatif
Menurut Lewin ( Dilts,1999), hal-hal praktis jika diikuti dengan refleksi
dan analisis, akan merupakan sumber yang tak bakal kering bagi bahan pengembangan
teori ( yang dikembangkan dari lapangan). Karena dalam kenyataannya teori yang
demikian jika digunakan sebagai alat analisis akan memberikan contoh praktis
yang diterapkan para situasi riil.
Model kaji tindak yang diterapkan dilapangan, meliputi empat langkah,
yaitu: aksi/mengalami, refleksi, integrasi, dan perencanaan. Sebagai proses
kegiatan operasionalnya menekankan pragmatisme yang dimulai dari
mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan masalah riil, lalu merefleksikannya
lagi. Dalam perkembangannya, ada varian lain dari riset paradigma baru yaitu
riset partisipatif. Ia memiliki banyak ciri yang sama dengan riset aksi antara
lain, pentingnya refleksi, tujuan untuk
adanya perubahan /perbaikan sosial atau dampak langsung terhadap
sistim/struktur sosial, penghargaan yang tinggi terhadap potensi manusia, dan pemecahan
masalah, serta penciptaan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Dalam
riset partisipatif, menurut Dilt (1999) lebih komitment terhadap ideologis
yaitu perubahan sosial dan keadilan sosial. Sementara riset aksi lebih
menekankan adanya komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat (empowerment),
partisipasi dan kontrol masyarakat dalam proses riset.
2.2.2. Hasil penelitian di Sukamandi (Subang, Jawa Barat) selama dua musim menunjukkan
cara tanam jajar legowo meningkatkan hasil padi sawah 1,9-29,0% pada MK 2007 dan
2,4-11,3% pada MK 2008. Untuk padi rawa pada MK 2008 peningkatan hasi berkisar
antara 3,9-8,0%, dan untuk padi gogo 4,1-6,2%. Kenaikan hasil tersebut disebabkan
populasi tanaman pada jajar legowo lebih banyak dibandingkan cara tanam tegel (333.333 rumpun/ha
dibanding 250.000 rumpun/ha).
2.2.3. Penelitian
ini adalah untuk menguji jarak tanam sistem
jajar legowo pada beberapa varietas terhadap
pertumbuhan dan hasil padi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
menguji interaksi antara jarak tanam dengan varietas terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman padi. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah dengan
empat ulangan. Faktor yang diteliti adalah (1) varietas, yang terdiri dari tiga
taraf, yaitu Pandan Wangi, Ciherang, dan Cot Irie dan (2) jarak tanam, terdiri
dari dua taraf, yaitu 21 cm x 10,5 cm x 42 cm dan 25 cm x 12,5 cm x 50 cm.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa varietas tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah
anakan produktif, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap panjang malai dan
hasil per ha. Galur Cot Irie memberikan panjang malai dan hasil per ha yang
lebih baik isbanding varietas Ciherang dan Pandan Wangi, sementara Varietas
Ciherang memberikan panjang malai dan hasil per ha yang tidak berbeda nyata
dengan Varietas Pandan Wangi.
Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah
anakan produktif, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang malai dan
hasil per ha. Jarak tanam berbasis 25 cm secara signifikan memberikan jumlah
anakan produktif lebih banyak isbanding jarak tanam berbasis 21 cm. Tidak ada
interaksi antara varietas dan jarak tanam terhadap jumlah anakan, panjang
malai, dan hasil per ha.
BAB III
METODOLOGI
PELAKSANAAN
Prinsip
dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan
mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang
diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah
kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu
rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT).
Sistem
tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman
sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak
dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada
dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding
tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi
dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang
berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak
(efek tanaman pinggir). Adapun manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam
jajar legowo adalah sebagai berikut :
1.
Menambah jumlah populasi tanaman
padi sekitar 30 % yang diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro
maupun mikro.
2.
Dengan adanya baris kosong akan
mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit
tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong/lorong.
3.
Mengurangi kemungkinan serangan hama
dan penyakit terutama hama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus
kurang suka tinggal di dalamnya dan dengan lahan yang relatif terbuka
kelembaban juga akan menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit dapat
ditekan.
4.
Menghemat pupuk karena yang dipupuk
hanya bagian tanaman dalam barisan.
5.
Dengan menerapkan sistem tanam jajar
legowo akan menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman
pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang
berada pada barisan pinggir. Semakin banyak intensitas sinar matahari yang
mengenai tanaman maka proses metabolisme terutama fotosintesis tanaman yang
terjadi di daun akan semakin tinggi sehingga akan didapatkan kualitas tanaman
yang baik ditinjau dari segi pertumbuhan dan hasil.
3.1. Tempat dan waktu
pelaksanaan
Kaji Tindak Penanaman Padi system Jajar
Legowo dilaksanakan di Lahan Praktek STPP Malang . Dari september 2013 s/d
April 2014). Dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a. Penentuan
lokasi (September 2013)
b. Pengadaan Sarana Produksi (September 2013)
c. Pengolahan tanah(Minggu II Oktober 2013)
d. Penebaran Bokashi ( Minggu II Oktober 2013)
e. Pesemaian ( Minggu II Oktober 2013)
f. Penanaman
(Minggu IV November 2013)
g. Pemeliharaan
dan perawatan ( Minggu I Desember 2013 s/d Minggu II Maret 2014)
h. Pengamatan
dan Monitoring (Minggu II Desember 2013 dan Minggu III Maret 2014)
i.
Penyusunan
Laporan Akhir ( Minggu I April 2014)
j. Penyerahan Laporan akhir ( Minggu II April 2014)
3.2. Sarana yang digunakan
a.
Sarana Produksi.
-
Pupuk Bokashi 1000 Kg, Pupuk
Urea 250 Kg, Sp 36 100 Kg, NPK Ponska 200 Kg, Insektisida 2 Ltr, Fungisida 2 Kg,
Bibit 20 kg, PPC 2 liter
b.
Alat
-
Cangkul, Tali Rafia, Papan
Nama, Timbangan, Hand Sprayer, Mistar/Penggaris, Dan lain-lain.
3.3.
Struktur Organisasi
3.4. Rancangan dan Desain.
Kegiatan
tahap pertama dilaksanakan dalam bentuk kaji tindak( Action Research), yang dirancang bersama oleh Anggota Kelompok
dan Dosen pengampu Mata Kuliah Metode Penyuluhan Pertanian II
a. Rancangan
terdiri dari 3 (tiga) perlakuan dan 5
Ulangan yang bertujuan untuk:
1. Memantapkan
takaran pupuk an organic dan organik yang memberikan hasil optimum apabila menggunakan
jarak tanam jajar legowo.
2. Mencapai hasil dan kualitas Padi yang diinginkan.
b. Perlakuannya
sebagai berikut :
1. Sistem jajar Legowo 4 : 1 di tambah Pupuk Organik dan
anorganik
2. Sistem jajar Legowo 3 : 1 di tambah Pupuk Organik dan
anorganik
3. Sistem Jajar legowo 2 : 1 di tambah Pupuk Organik dan
anorganik
c. Benih yang digunakan adalah Benih dari varietas INPARI 13
d. Pupuk Bokashi diberikan sebagai pupuk dasar pada saat
pengolahan tanah kedua sebanyak 5 Ton /Hektar, Urea 250 kg/ha,SP 36 100 kg/ha
dan NPK Phonska 200 kg
3.5. Pengamatan.
Untuk
mengukur hasil kegiatan ini dilakuakan pengamatan terhadap :
1. Pertumbuhan tanaman, Populasi serta perkembangan hama
penyakit pada tanaman.
2. Hasil Gabah ( Bobot), Kualitas dan Rasa Nasi.
3.5. Denah Percobaan
|
3.6
Definisi Operasional
Sesuai dengan variabel-variabel yang diamati, maka definisi operasional dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Produksi Padi
Produksi padi (Y), adalah produksi padi yang berhasil dipanen pada tahun itu dari masing-masing lahan percobaan.
Dinyatakan dalam (ton/tahun) GKG ( gabah kering giling).
b. Luas Lahan Pertanian.
Adalah luas lahan pertanian yang dapat ditanami padi selama satu tahun dari
masing-masing lahan percobaan, dinyatakan dalam (ha/tahun).
c. Benih
Adalah jumlah benih padi yang digunakan oleh seluruh mahasiswa dalam proses
usaha tani dari masing-masing lahan percobaan. Benih yang dihitung adalah benih
unggul bermutu, yang dinyatakan sebagai benih VUB (varietas unggul baru)
dinyatakan dalam (ton/tahun).
d. Pupuk
Merupakan jumlah pupuk yang digunakan oleh seluruh mahasiswa di
masing-masing lahan percobaan, untuk memupuk tanaman padinya selama kurun waktu
satu tahun. Pupuk yang dimaksud merupakan indek penggunaan Pupuk Urea, SP-36,
KCl dan Za.
e. Tenaga Kerja Pertanian.
Adalah jumlah tenaga kerja produktif (berumur antara 15-65 tahun) yang
bekerja di sub sektor pertanian tanaman pangan yang tersedia di masing-masing lahan
percobaan, dinyatakan dalam (orang/tahuan).
f. Pompa Air
Adalah seluruh jumlah pompa air dengan diameter antara 3” sampai dengan 4”,
merupakan pompa air fortable yang biasa digunakan untuk mengambil air dari
sumur pantek maupun air sungai, yang ada di masing-masing lahan percobaan,
digunakan oleh mahasiswa dalam proses produksi, dinyatakan dalam ( unit/tahun)
3.7. Analisis
Statistik Rancangan
Percobaan Jarak Tanam Padi Dengan
3 Perlakuan
Ulangan disini muncul
karena ada lebih dari satu perlakuan dalam suatu percobaan. Ulangan dilakukan
untuk menghasilkan estimasi tentang galat dan menghasilkan ukuran pengaruh
perlakuan-perlakukan yang lebih tepat terhadap hasil percobaan.
Karena sudah ditentukan
bahwa harus melakukan 3 Perlakuan maka jumlah ulangan dianggap sudah cukup baik
apabila memenuhi persamaan :
(n-1)(p-1) ≥ 15
Diketahui :
p = perlakuan = 3
n= ulangan = ?
maka sesuai persamaan :
( n - 1 ) ( p
– 1 ) ≥
15
( n – 1 ) ( 3
– 1 ) ≥ 15
( n – 1 ) 2
≥ 15
2 n - 2 ≥ 15
2n ≥ 15
+ 2
n ≥ 17/2
n ≥ 8,5
n ≥ 9
Jadi satuan percobaan yang harus dilakukan adalah :
Ulangan di kalikan Perlakuan : = 9 x 3
= 27 Satuan Percobaan
Tapi karena melihat keadaan lahan yang tidak
memungkinkan, biaya dan keterbatasan waktu maka boleh dilakukan perlakuan
kurang dari atau sama dengan 15.
3.6.1. Analisis Data
Pengkajian.
Dari data yang sudah kami
dapat dilapangan dan telah dilakukan pengolahan data maka untuk mengetahui
kebenaran empiris yang didapat melalui data dan analisis data dari hasil
pengkajian, kami menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) karena melihat
percobaan dilakukan di luar ruangan/ dilahan, perlakuan yang dilakukan tidak
banyak hanya 3 perlakuan dan dengan RAK untuk ketepatan lebih tinggi
dibandingkan RAL karena usaha pengelompokan satuan percobaan kedalam
kelompok-kelompok, sehingga keragaman dalam kelompok cukup homogen.
Pada Rancangan
Acak Kelompok (RAK) perlakuan diatur dengan pengacakan setiap kelompok sehingga
setiap kelompok terdapat seluruh perlakuan. Oleh karena itu kami melakukan 3
Perlakuan dan 5 Ulangan. Data kuantitatif hasil
pengamatan dianalisa dengan analisa statistik sederhana ( nilai rata-rata,
perbandingan hasil, Populasi dan persentase penambahan hasil / bobot) , dibandingkan
antar perlakuan.
BAB IV
PEMBIAYAAN
4.1.
Rencana Anggaran Dan Biaya
No
|
Uraian
kegiatan
|
Volume
|
Satuan
|
Harga
satuan
|
Jumlah
harga
|
Sumber Biaya
|
|
(Rp)
|
(Rp)
|
Mahasiswa
|
Akademik
|
||||
A
|
Sarana Produksi
|
||||||
Benih
|
2
|
kg
|
10,000
|
20,000
|
0
|
20,000
|
|
Pupuk SP 36
|
10
|
kg
|
2,000
|
20,000
|
0
|
20,000
|
|
Pupuk NPK phonslka
|
20
|
kg
|
2,000
|
40,000
|
0
|
40,000
|
|
Pupuk Urea
|
25
|
kg
|
1,800
|
45,000
|
0
|
45,000
|
|
PPC/ZPT
|
0.25
|
ltr
|
50,000
|
12,500
|
0
|
12,500
|
|
Pestisida
|
0.25
|
ltr
|
100,000
|
25,000
|
0
|
25,000
|
|
Bokashi
|
50
|
kg
|
500
|
25,000
|
0
|
25,000
|
|
187,500
|
187,500
|
||||||
B
|
Alat
|
||||||
Pacul
|
2
|
unit
|
70000
|
140,000
|
140,000
|
0
|
|
Tali rafia
|
1
|
rol
|
10000
|
10,000
|
10,000
|
0
|
|
Mistar
|
5
|
unit
|
3000
|
15,000
|
15,000
|
0
|
|
Parang
|
3
|
unit
|
20000
|
60,000
|
60,000
|
0
|
|
Ajir / patok
|
10
|
batang
|
500
|
5,000
|
5,000
|
0
|
|
Papan Nama
|
1
|
unit
|
50000
|
50,000
|
50,000
|
0
|
|
Karung
|
10
|
buah
|
3000
|
30,000
|
30,000
|
0
|
|
310,000
|
0
|
||||||
C
|
Tenaga Kerja
|
||||||
Pengolahan tanah
|
4
|
HOK
|
25000
|
100,000
|
0
|
100,000
|
|
Pesemaian
|
2
|
HOK
|
25000
|
50,000
|
50,000
|
||
Penanaman
|
2
|
HOK
|
25000
|
50,000
|
50,000
|
||
Pemupukan
|
2
|
HOK
|
25000
|
50,000
|
50,000
|
||
Penyiangan
|
2
|
HOK
|
25000
|
50,000
|
50,000
|
||
Pengendalian H/P
|
2
|
HOK
|
25000
|
50,000
|
50,000
|
||
Panen
|
2
|
HOK
|
25000
|
50,000
|
50,000
|
||
Pasca Panen
|
2
|
HOK
|
25000
|
50,000
|
50,000
|
||
450,000
|
350,000
|
||||||
J u
m l a h
|
947,500
|
660,000
|
287,500
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar