MODUL I
IDENTIFIKASI
POTENSI WILAYAH
1.1.
Pendahuluan
Paradigma Baru Pembangunan
Pertanian adalah pembangunan pertanian berdimensi kerakyatan yakni pembangunan
pertanian yang terpusat pada rakyat. Karena pelaku utama pembangunan pertanian
adalah petani, maka pembangunan pertanian harus terpusat pada petani.
Pembangunan pertanian harus diawali dari petani dan berakhir di petani.
Maksudnya dalam proses pembangunan pertanian, petani harus perperan aktif mulai
dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta hasilnya
harus dinikmati petani.
Dalam rangka mewujudkan
empat sukses pembangunan pertanian yakni 1). swasembada dan swasembada
berkelanjutan; 2) peningkatan diversifikasi pangan; 3). peningkatan nilai
tambah, daya saing produk dan eksport; serta 4) peningkatan kesejahteraan
petani, maka pendekatan spesifik lokasi merupakan suatu keharusan. Spesifik
lokasi disini bukan hanya terbatas pada komoditas saja, tetapi termasuk di
dalamnya teknologi yang akan diterapkan harus sesuai dengan budaya dan
sumberdaya pada masing-masing daerah atau wilayah pembangunan. Untuk itu
pembangunan pertanian di pedesaan harus berangkat dari potensi yang dimiliki
oleh desa yang bersangkutan, baik potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia,
teknologi, dan keadaaan sosial budayanya.
Potensi secara bahasa,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti kemampuan, kekuatan,
kesanggupan dan daya yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan; sedangkan wilayah dalam hal ini bermakna
ingkungan daerah (propinsi, kabupaten, kecamatan, atau desa). Untuk keperluan
ini bisa dipilih wilayah tertentu, misalnya meliputi potensi wilayah desa. Jadi
“potensi desa mengandung arti kemampuan yang dimiliki desa yang memungkinkan
untuk dikembangkan
Kemampuan yang dimiliki
suatu desa yang mungkin untuk dikembangkan tetap selamanya akan menjadi
“potensi” bila tidak diolah, atau didayagunakan menjadi suatu “realita”
berwujud kemanfaatan kepada masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan
upaya-upaya tertentu untuk membuatnya bermanfaat kepada masayarakat.
Penyuluh Pertanian sebagai
agen pembangunan harus memiliki kemampuan untuk melakukan indentifikasi potensi
wilayah secara partisipatif untuk merencanakan pembangunan pedesaan dalam
rangka meningkatkan kemandirian petani dalam beragribisnis, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Untuk mencapai hasil yang
baik, seorang penyuluh perlu mempersiapkan suatu “instrumen” untuk menggali
potensi wilayah sehingga mudah dipahami dan akan memudahkan dalam penyusunan
rencana pembangunan dan pengembangan agribisnis tertentu.
Identifikasi Potensi
wilayah dilakukan untuk memperoleh data keadaan wilayah dan agroekosistem
dengan menggunakan data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh di
lapangan baik dari petani maupun masyarakat yang terkait, sedangkan data
sekunder diperoleh dari monografi desa/ kecamatan/BPP dan atau dari
sumber-sumber lain yang relevan.
Identifikasi data primer bisa
dilakukan melalui pendekatan partisipatif dan wawancara semi tersetruktur
menggunakan teknik PRA, sedangkan identifikasi data sekunder dilakukan dengan
cara mengumpulkan seluruh data potensi wilayah dan agroekosistem dari data
monografi desa/kecamatan/BPP dan sumber lain yang mendukung.
1.2.
Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari dan
melaksanakan modul ini, mahasiswa dapat melaksanakan pengumpulan data primer dengan
menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dan pengumpulan data
sekunder dengan desk studi, yang digunakan sebagai bahan diskusi untuk membuat
peta usahatani desa tempat PKL.
1.3.
Konsep PRA
Apa Participatory Rural
Appraisal (PRA) itu?. PRA adalah:
·
“suatu metode untuk
memahami desa secara partisipatif, dalam
upaya memahami permasalahan dan upaya antisipasi yang dibutuhkan,
dengan berdasarkan pada potensi dan
kendala sumber daya yang tersedia”.
·
“sebuah studi sebagai
titik awal untuk memahami situasi lokal,
yang dilakukan oleh suatu tim multi-disiplin, dimana pertanyaan-pertanyaannya tidak dapat
diidentifikasikan lebih dahulu
sebagaimana dalam riset konvensional” .
·
“suatu pengalaman
belajar bersama secara intensif, sistematis,
dan semi-terstruktur yang dilakukan di masyarakat dengan tim multi-disiplin, dimana anggota masyarakat
termasuk sebagai peserta aktif
(Bechsted, 1997)”.
PRA adalah sekumpulan
metode/pendekatan yang diharapkan
dapat digunakan untuk memfasilitasi masyarakat untuk:
·
saling
berbagi pengetahuan dan pengalaman;
·
menganalisis
kondisi kehidupannya; dan
·
membuat
rencana kegiatan berdasarkan hasil analisisnya
1.4.
7 Prinsip Dasar Pra
1.
Melibatkan kelompok masyarakat
(mewakili)
2.
Masyarakat setempat sebagai
pelaku utama
3.
Penerapan prinsip trianggulasi
4.
Berorientasi praktis
5.
Optimalkan hasil
6.
Santai dan Informal
7.
Prinsip demokrasi
1.5.
Langkah-langkah Pelaksanaan PRA
1. Persiapan
a. Pelatihan
b. Penyusunan Tim PRA
c. Pendefinisisan tujuan PRA
d. Pembuatan Desain Kegiatan PRA
e. Kunjungan Awal
2. Pelaksanaan Pra
a. Penjelasan Maksud, Tujuan, dan Proses PRA
b. Diskusi Penggalian Informasi
c. Pendokumentasian Hasil Diskusi
d. Presentasi Hasil Diskusi
e. Perumusan Rencana Aksi
3. Tindak Lanjut
a. Perincian Rencana Aksi
b. Pelaksanaan Secara Partisipatif
1.6.
Pengelompokan Data dan Informasi
NO
|
Kelompok Data dan Informasi
|
Jenis Data dan Informasi
|
Pemanfataan Data dan Informasi
|
1
|
Jenis Tanaman dan ternak yang diusahakan petani
|
a. Luas tanaman/
jumlah pohon, jumlah ternak.
b. Pemanfaatan
limbah pertanian
c. Peranan
komoditas terhadap pendapatan.
d. Peluang pasar
komoditas dan limbah pertanian.
e. Kesesuaian
agroklimat.
|
1. Memilih
komoditas unggulan.
2. Identifikasi
limbah pertanian yang belum dimanfaatkan.
|
2
|
Potensi Sumberdaya lahan, manusia dan
infrastruktur Desa
|
a.
Jenis dan luas lahan pertanian.
b.
Topografi lahan
c.
Kesuburan lahan
d.
Ketersediaan air
e.
Potensi ganggunan hama dan penyakit.
f.
Luas penguasan lahan petani.
g.
Status penguasaan lahan
h.
Pemilikan ternak per petani.
i.
Ketersediaan tenaga kerja
j.
Respon petani terhadap informasi
k.
Aktivitas kolektif
l.
Aksesibilitas lokasi.
m.
Keberadaan kios sarana produksi.
n.
Keberadaan lembaga pemasaran
|
1. Identifikasi
sumberdaya lahan dan air.
2. Identifikasi
peluang kegagalan dan keberhasilan inovasi.
3. Memilih lahan
yang paling potensiaal untuk inovasi yang dikembangkan.
|
3
|
Kinerja Teknologi dan Kinerja Hasil Pertanian
|
Kinerja Teknologi
1.
Teknologi Produksi (pola tanam, pengolahan tanah,
pemupukan, pemeliharaan tanaman, penggunaan varietas unggul, dsb)
2.
Teknologi Pasca panen.
3.
Teknologi Pemasaran hasil
4.
Teknologi pengolahan hasil.
Kinerja hasil
1.
Produksi produk utama per hektar.
2.
Produksi limbah per hektar.
3.
Pemanfaatan limbah
4.
Kerusakan tanaman akibat hama
5.
Kehialangan pasca panen
6.
Analisis finansial kegiatan produksi, penanganan pascapanen,
pemasaran dan pengolahan hasil.
|
1.
Identifikasi peluang inovasi teknis di bidang produksi,
pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil.
2.
Perkiaraan manfaat finansial inovasi teknis.
|
4
|
Kinerja Teknologi dan Kinerja Peternakan.
|
Kinerja Teknologi
1.
Sistem pemeliharaan
2.
Manajemen Pakan
3.
Manajemen perawatan
4.
Inseminasi buatan
5.
Pola penjualan
Kinerja hasil
a.
Periode kelahiran
b.
Kematian ternak
c.
Pertumbuhan bobot
d.
Produksi susu
e.
Produksi limbah
f.
Pemanfaatan limbah
g.
Analisis finansial.
|
1.
Identifikasi peluang inovasi teknis.
2.
Perkiraan manfaat finansial inovasi teknis
|
5
|
Kinerja kelembagaan agribisnis
|
a.
Kelembagaan produksi (organisasi kelompoktani, basis
pengelompokan, aktivitas kolektif)
b.
Kelembagaan sarana produksi ( jenis dan jumlah lembaga,
penyebaran lokasi, sistem transaksi dengan petani)
c.
Kelembagaan pengolahan (jenis dan jumlah lembaga,
penyebaran lokasi, struktur pasar, sistem transaksi dengan petani, hubungan
permodalan dengan petani)
d.
Kelembagaan pemasaran hasil (jenis dan jumlah lembaga;
penyebaran lokasi, struktur pasar, sistem transaksi dengan petani, hubungan
permodalan dengan petani)
e.
Kelembagaan permodalan (jenis lembaga, sistem
transaksi, akses petani)
|
Identifikasi peluang inovasi kelembagaan.
|
6
|
Masalah pengembangan agribisnis.
|
Untuk tanaman dan ternak (termasuk ikan)
a.
Bidang produksi
b.
Bidang sarana produksi
c.
Bidang pengolahan
d.
Bidang pemasaran hasil
e.
Bidang permodalan
|
Identifikasi kebutuhan inovasi menurut versi
praktisi agribisnis.
|
MODUL II
PENGUMPULAN
DAN PENGOLAHAN DATA
2.1.
IDENTIFIKASI DATA SEKUNDER
Pengumpulan
dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk mempelajari keadaan desa /
wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk dokumen tertulis
yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dll).
Data
sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi wilayah dan
masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa yang diperlukan
dalam kegiatan PRA.
Beberapa
jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung PRA untuk
penyuluhan agribisnis diantaranya :
·
Data
agroklimat wilayah
·
Batas wilayah
·
Kependudukan
·
Kelembagaan
formal dan non formal yang ada di wilayah
·
Tata guna
lahan
·
Jenis usaha
masyarakat
·
Tingkat
pendapatan rata-rata
·
Sarana dan
prasarana di wilayah
·
Program-program
pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang pernah dilaksanakan di
wilayah
·
Teknologi
yang diterapkan
·
Data
produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama yang
dikembangkan di wilayah
Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui gambaran dasar keadaan
wilayah baik masyarakat dan Lingkungannya.
2. Sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh
secara langsung dari masyarakat pada teknik/instrumen PRA lainnya
Alat dan Bahan
Kertas HVS
A4 atau Folio, penggaris, alat tulis, dan lapotop.
Metode : desk studi
Waktu : 8 jam
Langkah Langkah Penerapan
1. Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang
diperlukan untuk menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis desa .
2. Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah
tersedia, sudah di kumpulkan atau di dokumentasikan oleh pihak lain
(dinas/instansi/LSM dll).
3. Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang dimaksud, sebelum
membagi tugas diantara anggota tim untuk melakukan pengumpulan data.
4. Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan
agar semua anggota tim dapat membaca, mengerti dan memahami kondisi/keadaan
wilayahnya .
5. Melakukan telaahan bersama pada setiap topik yang
berkaitan dengan pengkajian yang akan dilakukan, misalnya dengan menghubungkan
antara satu data dengan data lainnya sehingga dapat terlihat masalah-masalah,
potensi atau peluang pengembangan agribisnis di wilayah tersebut.
2.2.
IDENTIFIKASI DATA PRIMER
2.2.1. Pembuatan Peta Sumberdaya Desa (Form
1)
Latar Belakang:
Peta secara
sederhana diterjemahkan sebagai gambar wilayah dimana informasi diletakkan dalam bentuk simbol-simbol. Sebagai media
informasi, peta dimanfaatkan untuk membantu
pengambilan keputusan.
Peta yang akan
dibuat oleh mahasiswa dan masyarakat desa lebih merupakan sarana untuk membantu
proses diskusi pemahaman kondisi
wilayah. Dengan demikian, peta bukan sekedar merupakan hasil dari diskusi tetapi lebih dari itu yaitu
bagian dari proses diskusi.
Tujuan:
1. Mahasiswa paham tentang tata letak atau profil desa
tempat PKL dilaksanakan.
2. Mahasiswa
mampu melakukan identifikasi data agroekosistem dan menggambar peta
agroekosistem di wilayah desa lokasi PKL.
3. Mahasiswa mampu memfasilitasi
masyarakat dalam mengungkapkan keadaan desa dan lingkungannya sendiri seperti :
lokasi sumber daya dan batas-batas wilayah, keadaan jenis-jenis sumber daya
baik yang bermasalah maupun yang berpotensi.
4. Mahasiswa mampu memfasilitasi
masyarakat dalam mengkaji perubahan-perubahan keadaan dari sumber daya,
mengenal sebab-sebab dan akibat dari perubahan tersebut.
Alat dan Bahan
Kertas
plano, spidol, krayon/spidol warna, lakban kertas, dan contoh peta tematik
(bila diperlukan).
Metode : Diskusi kelompok,
pengamatan lapangan (survei)
Waktu : 4 jam
Langkah-langkah:
1.
Terangkan maksud dan
proses pembuatan peta sumberdaya desa.
2.
Diskusikan jenis-jenis
sumberdaya yang ada di desa dan lokasi sumberdaya tersebut.
3.
Sepakati bersama petani;
a. Jenis
sumberdaya penting yang akan dicantumkan kedalam peta serta perlu didiskusikan
lebih lanjut
b. Simbol
setiap jenis sumberdaya yang akan dicantumkan dalam peta
4.
Mintalah masyarakat
untuk membuat peta di atas tanah atau di atas kertas dengan cara sebagai
berikut :
a. Dimulai
dari titik awal yang diinginkan masyarakat, seperti rumah ibadah, kantor desa
dan sebagainya
b. Kemudian
lengkapi secara detil keadaan yang lain seperti jalan, sungai, batas dusun, dan
sebagainya.
c. Lengkapi
peta dengan gambar detil dengan hal-hal khusus seperti lahan kritis, hutan dan
sebagainya.
d. Pastikan
bahwa dalam gambar tidak ada yang terlewat
5.
Cantumkan disudut peta
, simbol-simbol beserta artinya.
6.
Setelah peta selesai
diskusikan lebih lanjut :
a. Bagaimana
keadaan sumberdaya, apa masalah-masalah yang terjadi dengan sumberdaya tersebut
b. Apa
akibat dari perubahan-perubahan dan masalah-masalah tersebut dengan kehidupan
masyarakat
c. Apakah
terdapat hubungan sebab akibat diantara perubahan tersebut.
d. Catatlah
seluruh masalah, potensi , informasi yang muncul dalam dikusi dengan cermat,
sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan teknik
lain .( Tim PRA mencatat proses dan hasil diskusi).
e. Dokumentasikan
peta yang dihasilkan sebagai bahan acuan dikemudian hari
f. Cantumkan
pada sudut peta , peserta, pemandu, tempat, tanggal diskusi
2.2.2. Identifikasi
Kegiatan Usaha atau Mata Pencaharian (Form 2)
Latar Belakang
Teknik
kajian mata pencaharian adalah teknik PRA yang digunakan memfasilitasi diskusi
mengenai berbagai aspek mata pencaharian masyarakat. Jenis-jenis mata
pencaharian beserta aspek-aspeknya, digambarkan dalam sebuah bagan.
Jenis
Informasi yang diidentifikasi meliputi:
(a) mata pencaharian bidang pertanian seperti pertanian tanaman pangan,
peternakan, perkebunan, perikanan; (b)
mata pencaharian bidang non pertanian seperti industri makanan,
pertenunan, kerajinan, gerabah dan lain-lain; dan (c) ata pencaharian bidang
jasa seperti buruh, tukang, transpot dan lain-lain
Tujuan
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis mata pencaharian masyarakat desa
tempat PKL.
2.
Memfasilitasi
diskusi masyarakat mengenai aspek-aspek dari mata pencaharian masyarakat baik
yang dilakukan didalam desa maupun diluar desa meliputi:
·
Jumlah orang
yang melakukan setiap jenis mata pencaharian
·
Keadaan mata
pencaharian tersebut (memenuhi kebutuhan /tidak)
·
Keadaan pasar
dan pemasaran
·
Ketersediaan
dan keadaan bahan baku
·
Ketersediaan dan
keadaan tenaga kerja, baik perempuan maupun laki-laki dan ketrampilannya
·
Tingkat
pendapatan
·
Perubahan-perubahan
jenis pekerjaan yang berkembang akibat pembangunan
Alat dan Bahan
Kertas
karton, kertas plano, spidol, kertas HVS, lakban, gunting dan pisau cutter
Metode : wawancara semi terstruktur dan diskusi kelompok
Waktu : 4 jam
Langkah Langkah Penerapan
1. Persiapan
Menggali
pengetahuan awal petani tentang jenis-jenis mata pencaharian.
2. Pelaksanaan
a. Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan
b. Mintalah petani menuliskan semua jenis – jenis
mata pemcaharian yang sebelumnya didiskusikan lebih dahulu.
c. Bahaslah berbagai keadaan pekerjaan tersebut
antara lain Pekerjaan masyarakat yang paling utama, dan masalah-masalah didalam
pekerjaan tersebut
3. Sepakati bersama jenis pekerjaan yang akan
dicantumkan kedalam bagan yang akan didiskusikan lebih lanjut
a.
Aspek-aspek
kajian yang akan dibahas tentang mata pencaharian
b.
Simbol topik
bahasan yang dicantumkan dalam bagan
c.
Simbol untuk
memberi nilai
4. Mintalah masyarakat untuk membuat bagan di atas
kertas besar dan tempelkan di dinding beserta topik-topik informasi hasil
diskusi
5. Cantumkan simbol dan artinya dipojok ketas
6. Bagan didiskusikan kembali terutama mengenai
maslah-masalahnya
7. Catat seluruh masalah, potensi, dan informasi yang
muncul
8. Cantumkan nama peserta, jumlah peserta, nama
pemandu, tempat dan tanggal pelaksanaan diskusi
2.2.3. Peta Transek Desa atau Penelusuran
Lokasi (Form 3)
Latar Belakang
Arti
harfiah transek adalah gambar irisan muka bumi. Pada awalnya transek digunakan
oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati wilayah-wilayah
ekologi. Sebagai teknik
PRA,
Teknik Penelusuran Lokasi (transek) adalah teknik PRA untuk melakukan
pengamatan langsung lingkungan dan sumberdaya masyarakat, dengan jalan
menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati.
Hasil pengamatan dan lintasan tersebut kemudian dituangkan dalam bagan atau
gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut.
Tujuan
1.
Mahasiswa lebih memahami kondisi nyata tentang
agroekosistem desa dan masalah-masalah pemeliharaan sumberdaya pertanian seperti
menanggulangi erosi, kurangnya kesuburan tanah, hama penyakit tanaman/hewan,
pembagian air, penggundulan hutan dan sebagainya.
2.
Mahasiswa mampu memandu petani
untuk melakukan transek (penelusuran) di wilayah desa lokasi PKL.
Alat dan Bahan
Kertas
plano, spidol, krayon/spidol warna, lakban kertas, dan kertas A4, serta buku
catatan.
Metode: Penelusuran lapangan
(survei), diskusi kelompok kecil, dan pleno
Waktu : 7 jam
Langkah Langkah Penerapan
Persiapan
·
Mempersiapkan tim (petani dan masyarakat) yang akan ikut dalam penelusuran , alat
tulis dan perbekalan lain-lain
·
Sertakan
Pembimbing Ekstern sebagai narasumber yang memahami
hal-hal yang sudah diperkirakan akan dikaji dalam kegiatan transek ini,
terutama masalah-masalah teknis pertanian.
Pelaksanaan
•
Sebelum berangkat, bahas
kembali maksud dan tujuan
kegiatan penelusuran lokasi serta proses kegiatan yang akan dilakukan.
•
Sepakati bersama peserta,
lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topik-topik kajian yang akan
dilakukan.
•
Sepakati bersama peserta,
lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topik-topik kajian yang akan
dilakukan. Setelah itu, sepakati lintasan penelusuran.
•
Sepakati titik awal perjalanan
(lokasi pertama ), biasanya diambil dari titik terdekat dengan kita berada pada
saat itu.
•
Lakukan perjalanan dan amati
keadaan disepanjang perjalanan. Biarkan petani (masyarakat) menunjukkan hal-hal
yang dianggap penting untuk diperlihatkan dan dibahas keadaannya. Didiskusikan
keadaan sumber daya tersebut dan amati dengan seksama.
•
Buatlah catatan-catatan hasil
diskusi di setiap ( tugas anggota tim pra yang menjadi pencatat )
Setelah Perjalanan
·
Jelaskan cara dan proses
membuat bagan.
·
Sepakati lambang atau symbol-simbol
yang dipergunakan untuk menggambar bagan
transek. Catat simbol-simbol tersebut beserta artinya disudut kertas.
Pergunakan spidol berwarna agar jelas dan menarik.
·
Mintalah masyarakat untuk
menggambarkan bagan transek berdasarkan hasil lintasan yang telah dilakukan.
Buatlah dengan bahan atau cara yang mudah diperbaiki atau dihapus karena akan
banyak koleksi terjadi.
·
Selama penggambaran, tim PRA
mendampingi karena pembuatan irisan ini cukup sulit terutama mengenai :
v Pikiran ketinggian (naik-turun permukaan bumi)
v Perkiraan jarak antara satu lokasi drngan lokasi lain.
·
Pergunakan hasil gambar transek
tersebut untuk mendiskusikan kebih lanjut permasalahan, potensi, serta
harapan-harapan masyarakat mengenai semua informasi bahasan.
·
Buatlah catatan-catatan hasil
diskusi tersebut ( tugas anggota Tim PRA yang menjadi pencatat ).
·
Cantumkan nama-nama atau jumlah
peserta, pemandu, tanggal dan tempat pelaksanaan diskusi.
2.2.4. Identifikasi
Kalender Musim (Form 4)
Latar Belakang
Teknik
penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang memfasilitasi pengkajian
kegiatan –kegiatan dan kejadian-kejadian yang terjadi berulang dalam satu kurun
waktu tertentu ( musiman) dalam kehidupan masyarakat
Kegiatan-kegiatan
dan keadaan-keadaan itu dituangkan dalam kalender kegiatan atau keadaan-keadaan
, biasanya dalam jarak waktu satu tahun ( 12 bulan).
Tujuan
1.
Mahasiswa paham pola kebiasaan
masyarakat terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan pertanian dan
kehidupan serta melihat hubungan sebab akibat antara pola tersebut dengan
keadaan dan perubahan yang terjadi.
2.
Peserta mampu memfasilitasi masyarakat tani untuk mengkaji :
a. Keadaan dan pola kegiatan masyarakat, sehingga diperoleh profil
kegiatan utama mereka sepanjang tahun.
b. Profil kegiatan-kegiatan masyarakat sehingga terlihat pola pemanfaatan
waktu masyarakat, yaitu saat mereka sibuk bekerja, saat sibuk dengan kegiatan
lain, (sosial, agama, adat) dan saat mereka mempunyai waktu luang
c. Diskusi mengenai
masalah-masalah yang terjadi pada suatu keadaan atau dalam menyelenggarakan
suatu kegiatan
Alat dan Bahan
Kertas plano, spidol, krayon, dan lakban kertas
Metode : wawancara semi terstruktur dan diskusi kelompok
Waktu : 2 jam
Langkah Langkah Penerapan
1.
Terangkan maksud dan proses
kegiatan
2.
Ajak masyarakat untuk
mendiskusikan secara umum :
a.
Jenis kegiatan apa yang paling
sering terjadi dibulan-bulan tertentu
b.
Apakah kegiatan itu selalu
terulang dari tahun ketahun
c.
Selain kegiatan, keadaan apa
yang juga sering terjadi pada bulan-bulan tertentu( mis kekeringan, wabah
penyakit)
3.
Setelah cukup tergambarkan,
sepakatilah bersama peserta :
a.
Kegiatan – kegiatan utama yang
akan dicantumkan kedalam kalender serta perlu didiskusikan lebih lanjut
b.
Keadaan-keadaan kritis yang
berakibat besar bagi masyarakat yang akan dicantumkan dalam kalender
c.
Simbol topik-topik bahasan yang
dicantumkan dalam bagan berupa gambar- gambar sederhana yang mudah dikenali.
d.
Simbol untuk memberikan nilai
dengan bahan-bahan lokal yang tersedia (biji jagung, kerikil, dll).
4.
Mintalah masyarakat untuk
menggambarkan kalender di atas kertas besar yang ditempelkan didinding yang mencantumkan
kolom topik-topik informasi sesuai dengan hasil diskusi
5.
Cantumkan disudut kertas
simbol-simbol beserta artinya , serta penjelasan lain untuk memahami gambar
6.
Lakukan analisis kalender musim
yaitu :
a.
Apa sebab terjadi
maslah-masalah didalam pengelolaan kegiatan mereka
b.
Apa sebab terjadi masa-masa
kritis dimasyarakat ( kekeringan , wabah, paceklik, dan sebagainya ).
c.
Apakah ada hubungan sebab
akibat masalah-masalah dengan keadaan-keadaan tersebut.
d.
Apakah jalan keluar masyarakat
untuk mengatasinya
7.
Catatlah seluruh masalah,
potensi , informasi yang muncul dalam dikusi dengan cermat, sebab hasil
penggalian ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan teknik lain .( Tim
PRA mencatat proses dan hasil diskusi).
8.
Cantumkan peserta , pemandu,
tanggal dan tempat diskusi.
2.2.5. Identifikasi
Kecenderungan Usaha Pertanian (Form 5)
Latar Belakang
Teknik
pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan adalah teknik PRA yang dapat
menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan
masyarakat dari waktu kewaktu. Dari besarnya perubahan, hal-hal yang diamati
yang dapat berkurang, tetap atau bertambah, kita bisa memperoleh gambaran
adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa yang akan
datang.
Tujuan
1.
Mahasiswa memahami kecenderungan
perubahan lingkungan dan perilaku terkait dengan sumber daya alam dan kehidupan
masyarakat.
2.
Mahasiswa mampu memfasilitasi petani untuk:
a. Mengenali berbagai perubahan terpenting yang
terjadi dalam berbagai bidang
b. Kehidupannya serta mengkaji berbagai hubungan
antara berbagai perubahan tersebut.
c. Diskusi ini akan memberikan pemahaman tentang
perubahan-perubahan dan cara pandang masyarakat tentang perubahan tersebut.
d. Dapat memfasilitasi masyarakat dlam menilai dan
menemukan cara-cara mengatasi dan mencegah perubahan yang buruk.
Alat dan Bahan
Kertas koran, spidol, krayon/spidol warna, dan
lakban kertas
Metode : Wawancara
semi terstruktur dan diskusi kelompok kecil.
Waktu : 2 jam
Langkah Langkah Penerapan
1)
Terangkan
maksud dan proses pelaksanaan kegiatan
2)
Mulailah
diskusi dengan topik yang ringan , biasanya bagi petani masalah kebun menjadi
perhatian utama. Apabila sebuah topik telah selesai dibahas, lanjutkan dengan
topik berikutnya.
3)
Ajak
masyarakat untuk mendiskusikan :
a.
Perubahan
–perubahan penting yang terjadi di desa,
b.
Apa
sebab-sebab terjadinya perubahan-perubahan tersebut
4)
Setelah cukup
tergambarkan, sepakati bersama peserta:
a.
Topik-topik
utama (perubahan-perubahan yang penting) yang akan dicantumkan kedalam bagan
serta perlu didiskusikan lebih lanjut,
b.
Simbol
topik-topik bahasan yang dicantumkan dalam bagan, berupa gambar-gambar
sederhana yang mudah dikenali.
c.
Simbol untuk
memberikan informasi bahan – bahan lokal yang tersedia seperti kerikil, biji
jagung dan sebagainya.
d.
Titik-titik
atau selang waktu yang akan dicantumkan
5)
Mintalah
masyarakat untuk membuat bagan diatas kertas besar yang ditempelkan di dinding
beserta topik-topik informasi sesuai hasil diskusi
6)
Cantumkan
pada sudut kertas simbol-simbol beserta artinya , serta penjelasan lain untuk memahami
gambar.
7)
Lakukan
diskusi bagan perubahan lebih lanjut yaitu :
a.
apa akibat
dari perubahan-perubahan ( yang sudah dan akan terjadi)
b.
Apakah ada
hubungan sebab akibat diantara perubahan
c.
Apakah
perubahan itu akan berlanjut terus diwaktu yang akan datang
8)
Catatlah
seluruh masalah, potensi , informasi yang muncul dalam dikusi dengan cermat,
sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan teknik
lain .( Tim PRA mencatat proses dan hasil diskusi).
9)
Cantumkan
nama-nama peserta diskusi ( jumlah, L/P, latar belakang peserta).
2.2.6. Identifikasi
Alokasi Waktu Kegiatan Harian (Form 6)
Latar Belakang
Alokasi
waktu harian dibuat untuk mengetahui kondisi kehidupan masyarakat dalam rumah
tangga khususnya dalam hal
•
Kapan (jam berapa) suatu
pekerjaan dilakukan.
•
Siapa yang melakukannya dan
berapa lama.
•
Bagaimana pembagian beban
kerjanya.
Tujuan
1.
Mahasiswa
dapat mengidentifikasi aktivitas harian jender dalam
rumah tangga.
2. Mahasiswa mampu memfasilitasi petani dalam membuat
jadwal alokasi kegiatan harian.
3. Mahasiswa dapat memfasilitasi petani untuk
berdiskui dalam mengungkapkan daftar masalah, potensi
dan alternatif pemecahannya.
Alat dan Bahan
Kertas
karton, kertas plano, spidol, kertas HVS, lakban, gunting dan pisau cutter
Metode : wawancara semi terstruktur dan diskusi kelompok
Waktu : 2 jam
Langkah Langkah Penerapan
1. Mahasiswa menjelaskan pengertian, manfaat dan cara
membuat bagan alokasi waktu kegiatan harian.
2.
Mahasiswa
bersama kelompoktani berdiskusi untuk mengidentifikasi kegiatan harian baik
laki-laki maupun perempuan mulai dari bangun tidur (pagi hari), siang, sore,
dan malam hari selama 24 jam.
3.
Berdasarkan
hasil identifikasi tersebut kelompok membuat diagram bisa berbentuk garis
atupun lingkaran yang menggambarkan pembagian kerja (ayah, ibu, dan anak) selama 24 jam.
2.2.7. Hubungan
Kelembagaan atau Diagram Ven (Form 7)
Latar Belakang
Masyarakat dalam
melakukan aktivitas kesehariannya, baik secara langsung atau tidak sering
berinteraksi dengan berbagai kelembagaan lain apakah itu pemerintahan atau
swadaya masyarakat. Dalam interaksi ini, kedua belah fihak mempunyai peran yang
berbeda dan dari tujuan yang umum dijumpai, masyarakat adalahpenerima, mungkin
ada juga sebagai pelaku.
Pada
saat interaksi itu terjadi atau bahkan setelah suatu kegiatan berakhir, masyarakat
selalu akan menilai bagaimana
keterkaitan dan sumbangan yang diberikan oleh lembaga-lembaga tersebut, adakah
menyentuh langsung kepentingan atau aktivitas mereka, bahkan mungkin sama sekali tidak ada hubungan dengan
masyarakat.
Teknik
pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan merupakan teknik PRA yang digunakan untuk
memfasilitasi kajian hubungan anatara masyarakat dengan lembaga –lembaga yang
terdapat dilingkungannya. Hasil pengkajian dituangkan dalam Diagram Venn (
sejenis diagram lingkaran /intersecsion), yang akan menunjukkan besarnya
manfaat, pengaruh dan dekatnya hubungan suatu lembaga dengan masyarakat.
Tujuan
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui, memahami hubungan masyarakat desa dengan lembaga-lembaga yang
ada di sekelilingnya.
2.
Mahasiswa
dapat menfasilitasi
masyarakat dalam menyusun diagram venn
dan diskusi tentang:
a. Keberadaan, manfaat dan perannya sebagai lembaga desa
b. Saling hubungan diantara lembaga-lembaga tersebut
c. Keterlibatan berbagai kelompok masyarakat didalam
kegiatan kelembagaan tersebut
Alat dan Bahan
Kertas
karton, kertas plano, spidol, kertas HVS, lakban, gunting dan pisau cutter
Metode : wawancara semi terstruktur dan diskusi kelompok
Waktu : 2 jam
Langkah Langkah Penerapan
1.
Jelaskan pengertian dan
manfaat dari bagan kelembagaan diagram ven.
2.
Buatlah daftar lembaga,
kelompok, atau pihak lain yang selama ini telah dikenal atau berperan penting
dan berhubungan dengan masyarakat
baik yang berada di dalam desa maupun yang berada di luar desa..
3.
Fasilitasi petani
untuk diskusi kegiatan atau program yang telah dikembangkan oleh masing-masing
lembaga, juga mengenai anggota dan pengurusnya
4.
Sepakati penggunaan
simbol, pengertian dan kriteria penting atau bermanfaatnya suatu lemabaga,
pengertian dan kedekatan suatu lembaga.
5.
Susunlah bagan hubungan
dengan cara sebagai berikut:
•
Tempatkan lingkaran
masyarakat di tengah-tengah, sementara itu lembaga lain diletakkan di
sekeliling lingkaran masyarakat.
•
Besar/kecilnya ukuran
lingkaran menunjukkan manfaat lembaga tersebut terhadap masyarakat. Untuk memudahkan
dapat disepakati 3 macam ukuran seperti kecil, sedang, dan besar.
•
Jauh/dekat lingkaran
menunjukkan keakraban hubungan antara lembaga dan lembaga dengan masyarakat.
6.
Dalam proses penyusunan
bagan sebaiknya menggunakan bahan yang masih dapat diubah susunannya, yaitu
menggunakan lingkaran-lingkaran yang digunting dari kertas, batu-batu,
daun-daunan dll., dengan ukuran yang berbeda-beda.
7.
Kalau hasil sudah
dianggap lengkap, maka buatlah gambar diagram ven pada kertas plano.
8.
Setelah bagan diagram
ven sudah tersusun dan digambar pada kertas plano, diskusikan hasilnya dan
bahaslah bentuk atau pola hubungan yang seharusnya (menurut harapan
masyarakat).
9.
Tulislah judul,
tanggal, nama desa, dan nama anggota masyarakat yang terlibat dalam menyusun
diagram ven.
10. Lakukan pemeriksaan kembali ketepatan informasi yang
diperoleh
11. Diskusikan dan bahas lebih lanjut bagan tersebut,
terutama tentang masalah dan potensi kelembagaan, serta kegiatan dan pola
hubungan yang diharapkan masyarakat
12. Catalah proses, pendapat, penilaian, dan seluruh
informasi yang diperoleh dari hasil diskusi tersebut.
Form 1. Contoh Peta Sumberdaya Desa
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota
:
Provinsi :
Tim
1. ________________________ Ketua
2. ________________________ Anggota
3. ________________________ Anggota
4. ________________________ Anggota
5. ________________________ Anggota
6. ________________________ Anggota
7. ________________________ Anggota
8. ________________________ Anggota
9. ________________________ Anggota
10. ________________________ Anggota
Gambar 1 Peta Sumberdaya Desa
Form 2. Contoh Tabel Kegiatan Usaha atau Mata
Pencaharian
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi
:
Tim
1. ________________________ Ketua
2. ________________________ Anggota
3. ________________________ Anggota
4. ________________________ Anggota
5. ________________________ Anggota
6. ________________________ Anggota
7. ________________________ Anggota
8. ________________________ Anggota
9. ________________________ Anggota
10. ________________________ Anggota
NO
|
JENIS
USAHA (PERTANIAN DAN NON PERTANIAN
|
WAKTU
/ MUSIM
|
KEGIATAN
SETIAP JENIS USAHA
|
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
|
5
|
|
|
|
dst
|
|
|
|
SUMBER PENDAPATAN
|
BULAN
|
JUMLAH
|
RANKING
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|
|
|
Padi
|
••
|
•••
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
15
|
I
|
Jagung
|
•
|
•••
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
14
|
II
|
Ayam Buras
|
|
|
|
|
|
|
••
|
••
|
|
|
|
|
4
|
|
Kambing
|
|
|
|
|
|
|
|
••
••
|
••
••
|
|
|
|
8
|
IV
|
Sapi
|
|
|
|
|
|
|
••
••
••
|
|
|
|
|
|
6
|
V
|
Kacang tanah
|
|
|
|
|
|
|
|
•
|
••
|
•••
|
|
|
6
|
V
|
Sayur
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
•
|
12
|
III
|
Catatan:
Nilai didasarkan jumlah uang dihasilkannya per bulan
Ranking diberikan atas dasar
jumlah uang yang dihasilkan per tahun
Teknik ini merupakan gabungan antara
matrik ranking dengan kalender musim
|
Gambar 2. Tabel Kegiatan Usaha dan Mata
Pencaharian
Form 3. Contoh Penelusuran Lokasi ( Transek) Desa
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi
:
Tim
1. ________________________ Ketua
2. ________________________ Anggota
3. ________________________ Anggota
4. ________________________ Anggota
5. ________________________ Anggota
6. ________________________ Anggota
7. ________________________ Anggota
8. ________________________ Anggota
9. ________________________ Anggota
10. ________________________ Anggota
Gambar 3. Transek Desa
Form 4. Contoh Kalender Musim
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi
:
Tim
1. ________________________ Ketua
2. ________________________ Anggota
3. ________________________ Anggota
4. ________________________ Anggota
5. ________________________ Anggota
6. ________________________ Anggota
7. ________________________ Anggota
8. ________________________ Anggota
9. ________________________ Anggota
10. ________________________ Anggota
Gambar 4. Kalender Musim
Form 5. Contoh Bagan Kecenderungan dan Perubahan
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi
:
Tim
1. ________________________ Ketua
2. ________________________ Anggota
3. ________________________ Anggota
4. ________________________ Anggota
5. ________________________ Anggota
6. ________________________ Anggota
7. ________________________ Anggota
8. ________________________ Anggota
9. ________________________ Anggota
10. ________________________ Anggota
Gambar 5. Bagan Kecenderungan dan Perubahan
Form 6. Contoh Bagan Alokasi Waktu Kegiatan Harian
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi
:
Tim
1. ________________________ Ketua
2. ________________________ Anggota
3. ________________________ Anggota
4. ________________________ Anggota
5. ________________________ Anggota
6. ________________________ Anggota
7. ________________________ Anggota
8. ________________________ Anggota
9. ________________________ Anggota
10. ________________________ Anggota
Gambar 6. Alokasi Waktu Kegiatan
Harian
Form 7. Contoh Bagan Hubungan Kelembagaan (Diagram
Venn)
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi
:
Tim
1. ________________________ Ketua
2. ________________________ Anggota
3. ________________________ Anggota
4. ________________________ Anggota
5. ________________________ Anggota
6. ________________________ Anggota
7. ________________________ Anggota
8. ________________________ Anggota
9. ________________________ Anggota
10. ________________________ Anggota
Gambar 7. Diagram Venn
MODUL III
ANALISI DATA
DAN PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan data yang telah Anda
kumpulkan dengan menggunakan metode PRA, lakukanlah analisis dan rumuskan
permasalahan yang ada.:
1.
Analisis Potensi
a. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap
instrumen/teknik yang telah dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi
potensi-potensi yang ada di wilayah tersebut yang menyangkut potensi :
•
Sumberdaya
manusia
•
Sumberdaya
alam
·
Kelembagaan
sistem dan usaha agribisnis
b. Diskusikan kembali hasil rekapitulasi potensi,
barangkali masih ada potensi yang belum terinventarisasi pada hasil
pengumpulan data melalui instrumen PRA.
c. Kelompokan potensi-potensi yang sama, karena
mungkin saja ada kesamaan potensi yang ada di masing-masing wilayah
dusun/RW, sehingga akan diperoleh rekapitulasi potensi yang ada di desa.
Tabel Rekapitulasi Potensi
Desa
Aspek
|
Potensi
|
Dusun/RW I
|
Dusun/RW II
|
Dusun/RW III
|
Sumberdaya manusia
|
|
|
|
|
Sumberdaya alam
|
|
|
|
|
Kelembagaan Agribisnis
|
|
|
|
|
Sarana dan prasarana
agribisnis
|
|
|
|
|
2.
Analisis Masalah
a. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap
instrumen/teknik yang telah dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi
masalah-masalah yang ada di wilayah tersebut yang menyangkut masalah :
•
Sumberdaya
manusia
•
Sumberdaya
alam
•
Kelembagaan
sistem dan usaha agribisnis
b. Diskusikan kembali hasil rekapitulasi masalah,
barangkali masih ada masalah yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan
data melalui instrumen PRA.
c. Kelompokan masalah-masalah yang sama, karena
mungkin saja ada kesamaan masalah yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW,
sehingga akan diperoleh rekapitulasi masalah yang ada di desa.
d. Melakukan pemeringkatan dan urutan prioritas
masalah, dengan menggunakan teknik pemeringkatan yang disepakati. Apabila
data/informasi dari hasil pemeringkatan telah dilakukan untuk masing-masing
dusun/RW maka data tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan
pemeringkatan di tingkat desa. Apabila masalah yang ditemukan di desa cukup
banyak, sepakatilah masalah-masalah mana saja yang akan dijadikan prioritas.
Pilih 3-5 masalah prioritas dengan menggunakan kriteria-kriteria yang
disepakati misalnya ; dihadapi oleh sebagian besar petani, memiliki nilai
strategis, kesesuaian
dengan kebijakan pembangunan pertanian dll.
e. Merumuskan faktor penyebab masalah dari urutan
masalah prioritas yang telah disusun secara partisipatif.
Tabel Rekapitulasi Masalah
di Tingkat Desa
Aspek
|
Masalah
|
Dusun/RW I
|
Dusun/RW II
|
Dusun/RW III
|
Sumberdaya manusia
|
|
|
|
|
Sumberdaya alam
|
|
|
|
|
Kelembagaan Agribisnis
|
|
|
|
|
Sarana dan prasarana
agribisnis
|
|
|
|
|
Tabel Peringkat Masalah
dan Faktor Penyebab Masalah Di Tingkat Desa
Aspek
|
Peringkat masalah
|
Faktor Penyebab masalah
|
Keterangan
|
Sumberdaya manusia
|
|
|
|
Sumberdaya alam
|
|
|
|
Kelembagaan Agribisnis
|
|
|
|
Sarana dan prasarana
agribisnis
|
|
|
|
Tabel Analisis Hasil PRA
di Tingkat Desa
Contoh Hasil analisis Peta
Transek
Contoh hasil
pengkajian masalah dan potensi dari kalender musim
Contoh Hasil Penentuan
Peringkat Masalah
MODUL IV
POTENSI
USAHATANI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA
Dari analisis
agroekosistem dan berbagai data dalam instrumen PRA yang telah dilakukan
diperoleh Potensi Usahatani Desa yang dituangkan dalam bentuk matrik,
sebagaimana contoh di bawah ini.
Contoh matrik potensi
usahatani desa.
Nama Desa :
..............................................
Kecamatan :
.............................................
Kabupaten :
............................................
Provinsi :
............................................
Atas dasar hasil analisis
data dan identifikasi masalah akan diperoleh semua permasalah yang ada di desa
yang bersangkutan. Permasalahan yang ada tersebut selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas atau ranking masalah dengan menggunakan metode impact
point.
•
Selanjutnya
lakukan pengkajian tindakan pemecahan masalah yang dituangkan dalam bentuk
matrik tindakan pemecahan masalah sebagaimana contoh di bawah ini.
Contoh Hasil Pengkajian
Tindakan Pemecahan masalah
•
Langkah
selanjutnya diskusikan dengan petani untuk menentukan peringkat tindakan, dan
tuangkan dalam bentuk matrik sebagai berikut
Contoh Matrik Penentuan
Peringkat Tindakan
•
Berdasarkan
matrik peringkat tindakan, buatlah program pembangunan desa dengan
memperhatikan prinsip-prinsip 6 W + 1 H
•
What (tujuan/ aspek program)
•
Why (alasan/ masalah)
•
How (kegiatan/ bahan/ alat/
sarana)
•
Who (Penanggung jawab/ sasaran)
•
Whom (Penerima manfaat /
sasaran)
•
Where (lokasi)
•
When (waktu)
•
Selanjutnya
buatlah analisis program dan matrik program dan kegiatan sebagaimana contoh di
bawah ini.
KETERANGAN: B=BARU,
L=LANJUTAN, R-REHABILITASI, P=PERLUASAN
•
Pekerjaan
selanjutnya, buatlah program pembangunan pertanian desa sebagaimana contoh di
bawah ini.
Desa :
....................................
Kecamatan : ....................................
Kabupaten : ....................................
Provinsi : ...................................
Ooooo0000oooo0
MODUL IV PELAKSANAAN
PENYULUHAN PERTANIAN
Pelaksanaan penyuluhan
pertanian merupakan implementasi dari programa penyuluhan pertanian yang telah
tersusun, kemudian dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP). Oleh
karena itu sebagai kontrol dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah
memperhatikan matrik yang sudah tertera dalam RKTP.
Pelaksanaan Penyuluhan merupakan kegiatan penyuluhan yang
dilakukan oleh mahasiswa dengan menerapkan salah satu programaa penyuluhan yang
telah tersusun atau penyuluhan berdasarkan inventarisasi sendiri atas dasar
kebutuhan pelaku utama atau pelaku usaha pada saat itu. Pelaksanaan penyuluhan
pada dasarnya mengimplementasikan segala unsur penyuluhan yang meliputi : sasaran, masalah, tujuan,
materi, metode, teknik, media, sumber biaya, penanggung jawab, dan keterangan
lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penyuluhan.
Pelaksanaan penyuluhan yang baik
harus dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik seperti : Lembaran Persiapan
Menyuluh (LPM), media penyuluhan, berita acara penyuluhan, daftar hadir, dan
persiapan- persiapan lainnya yang digunakan untuk mendukung kelancaran dalam
pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Penyusunan LPM
Materi
yang telah dipilih untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya disusun dalam
Lembar Persiapan Menyuluh (LPM). Penyusunan LPM dimaksudkan untuk memudahkan
Penyuluh menyampaikan materi penyuluhannya, karena didalam LPM dicantumkan
hal-hal yang akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait dengan
materi penyuluhan. Berikut adalah contoh format LPM.
Penyusunan Sinopsis
Selain LPM perlu juga disiapkan ringkasan dari materi yang
dapat dituangkan kedalam “sinopsis”. Sinopsis berasal
dari kata synopical yang artinya
ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan: ringkasan suatu
materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi) dan sinopsis itu
sendiri ditulis dalam bentuk narasi.
Sinopsis terdiri dari dua versi, yaitu
:
1.
Sinopsis yang ditulis untuk meringkas karya yang sudah ada atau sudah
ditulis secara lengkap
2.
Sinopsis yang ditulis untuk persiapan menulis suatu gagasan yang akan
dituangkan dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi.
Langkah-langkah membuat sinopsis karya
yang sudah ada adalah:
a.
Membaca materi dengan
seksama dan penuh konsentrasi;
b.
Menyediakan waktu
khusus untuk membaca;
c.
Membaca dalam kondisi
rileks – tanpa tekanan;
d.
Pahami materi;
e.
Pikirkan sinopsis yang
akan ditulis siapa pembacanya?;
f. Tulis sinopsis dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Sedangkan langkah-langkah membuat
sinopsis untuk menyampaikan’ ide atau gagasan,adalah :
a.
Pemetaan materi yang
akan disampaikan: siapa sasarannya?;
b.
Sinopsis yang telah
ditulis perlu disertai lembar-lembar presentasi detail gagasan sebagai pendukungnya;
c.
Siap menerima kritikan
dan melakukan revisi (apabila dianggap perlu) bahkan mungkin merombak (re-writing);
d.
Mempertimbangkan segi
ekonomi
e.
Siap mempresentasikan
sinopsis.
(Contoh Format)
Lembar Persiapan Menyuluh (LPM)
Judul : ………………………………………………………………
Tujuan : ………………………………………………………………
Metode : ………………………………………………………………
Media : ………………………………………………………………
Waktu : ………………………………………………………………
Alat Bantu : ………………………………………………………………
Pokok Kegiatan
|
Uraian Kegiatan
|
Waktu
|
Keterangan
|
Pendahuluan
|
|
|
|
Isi / Materi
|
|
|
|
Pengakhiran
|
|
|
|
Tempat
dan Tanggal Penyusunan LPM
Penyuluh,
Nama
dan Tanda tangan
(Contoh Format)
SINOPSIS
Judul Materi : …………………………………………………….
Bagian awal
--------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian utama
------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian akhir
--------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tempat
dan Tanggal Penyusun
Penyuluh,
Nama
dan Tanda tangan
5 komentar:
sangat bagus, tapi kok gak muncul matriks-matriksnya pak
gambar gambarnya gak muncul pak
Sagat bagus dan membantu saya sebagai PPL, tapi sayangnya jenis font kayaknya kurang pas dengan isi tulisan ini, dan sangat disayangkan pula matriks nya nggak bisa muncul, seandainya bisa diperbaiki ini akan jadi sumber pengetahuan yang bagus.
alangkah baiknya disajikan dalam bentuk pdf atau word sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah
sangat bagus pak. bisa minta filenya pak kirim ke alamat email
nur4ji@gmail.com/ wa. 082322085454
Posting Komentar