I. Pemilihan Lokasi
A.
Definisi
Memilih lokasi
tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh padi untuk mencegah kegagalan proses
produksi dan dapat
menghasilkan padi organik
sesuai dengan standar
mutu yang ditetapkan serta tidak merusak lingkungan.
B.
Tujuan
Agar
diperoleh lahan yang
dapat mendukung produktivitas tanaman padi
organik yang optimal, seperti :
tanah yang subur dengan lapisan
top soil yang
cukup, ketersediaan sumber air
bebas dari pencemaran
bahan kimia sintetis, bebas
dari sumber penyakit
tular tanah, drainase baik
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.
Bahan dan Alat
1.
pH meter
2.
Alat tulis
E.
Fungsi
1.
pH meter untuk mengukur tingkat
kemasaman tanah.
2. Alat tulis dan
blangko isian untuk mencatat hasil kegiatan.
F.
Prosedur Pelaksanaan
1.
Mencari informasi pH tanah
2.
Menguk ur pH tanah
3.
Melakkan pemetaan lokasi lahan
4.
Melakukan pencatatan
sebagaimana format yang
digunakan
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
02/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Pemilihan Varietas Unggul
|
Halaman
1 - 2
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
II. Pemilihan Varietas Unggul
A.
Definisi
Berasal dari varietas unggul, rasa enak, daya tumbuh tinggi
> 90
%, hasil tinggi,
harga jual mahal,
umur pendek, kemurnian 99
%, tahan hama
penyakit, bebas hama penyakit, kadar air 14 %.
B.
Tujuan
Mendapatkan benih yang sehat,
meningkatkan produksi tinggi,
meningkatkan efisiensi,
mendapatkan pertumbuhan yg serempak.
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.
Bahan dan Alat
1.
ember,
2.
ayakan,
3.
karung,
4.
bakul,
5.
tester,
6.
telur,
7.
air,
8.
garam,
9.
gabah,
E.
Fungsi
1.
Ember untuk merendam dan
menyeleksi, membuat larutan garam,
2.
Ayakan untuk mengambil yang mengapung,
3.
Karung untuk memeram,
4.
Bakul untuk menyimpan
sementara,
5.
Tester untuk cek kadar air
gabah,
6.
Telur untuk pengetesan berat
jenis, indikator larutan garam,
F.
Prosedur Pelaksanaan
1.
Benih dibuka,
2.
Ember yg diisi air ditambah
garam diaduk ,
3.
Masukan telur sampai terapung,
4.
Lalu di
masukkan gabah, gabah
yg terapung dibuang dgn ayakan,
gabah yg dibawah dicuci,
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
03/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Persemaian
|
Halaman
1 - 2
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
III. Persemaian
A.
Definisi
Tempat untuk menaburkan benih secara umum, media untuk menumbuhkan
benih menjadi bibit yang siap ditanam sesuai dengan kebutuhan pola tanam.
B.
Tujuan
Mempermudah penanaman, menyiapkan
bibit, menghemat benih, memaksimalkan tumbuhnya bibit, mengurangi resiko
kematian, mendapatkan bibit siap tanam.
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.
Bahan dan Alat
1.
Plastik,
2.
Cangkul,
3.
Karung,
4.
Pipiti/baki, bambu,
5.
Rak penyimpan media benih,
6.
Penutup rak/waring/paranet,
7.
Paku,
8.
Palu,
9.
Gergaji,
10.
Golok,
11.
Meteran,
12.
Gunting,
13.
Pupuk organik,
14.
Arang sekam,
15.
Pasir,
16.
Air,
17.
Hand sprayer,
18.
Benih,
19.
Mol
E.
Fungsi
1.
Plastik untuk atap pesemaian
2.
Cangkul untuk mencampurkan bahan organik pupuk kandang.
3.
Karung untuk alas pesemaian.
4.
Pipiti/baki, bambu wadah media
semai
5.
Rak untuk penyimpan media
benih,
6.
Waring/paranet sebagai
pelindung dari curah hujan
7.
Paku untuk membuat rak dari
bambu
8.
Gergaji untuk memotong bambu
9.
Golok untuk menghaluskan bambu
10.
Meteran untuk menentuk an panjang pendeknya bambu
11.
Gunt ing untuk
memotong plastic/waring
12.
pupuk organik
untuk dicampurkan dengan sekam
13.
arang sekam untuk media tumbuh benih
14.
pasir sebagai bahan pencampurdengan
sekam dan pupuk organik
15.
air untuk menyiram pesemaian
16.
hand sprayer untuk
menyemprotkan mol
17.
benih untuk ditebarkan di media
semai
18.
MOL untuk mempercepat perkecambahan
F.
Prosedur Pelaksanaan
1.
Mempesiapan media tanam,
menebar benih di media tanam,
2.
Mempersiapkan rak bambu,
melindungi dengan waring, penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore)
3.
Memindahkan baki yg sudah
berisi benih ke rak penyimpanan, penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore),
4.
Pengamatan di persemaian tiap
hari dan dicatat perkembangan benih dipersemaian,
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
04/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Pengolahan Sawah
|
Halaman
1 - 2
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
IV. Pengolahan Sawah
A.
Definisi
Menyiapkan lahan untuk siap ditanami, proses penghancurk an tanah
untuk siap ditanami padi, proses merubah lahan yang belum siap tanam menjadi
siap tanam.
B.
Tujuan
Menyediakan media tanam, mempermudah
penanaman, untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi,
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Pertanian Kab. Malang
D.
Bahan dan Alat
1.
cangkul,
2.
traktor,
3.
garukan,
4.
bajak,
5.
parang,
6.
glebeg,
7.
air,
8.
kerbau
E.
Fungsi
1.
Cangkul untuk untuk meratakan hasil bajakan, perbaikan
pematang,pembuatan selokan/saluran drainase
2.
Traktor untuk melakkan
pengolahan awal agar tanah dapat di olah dengan baik
3.
Garuk an untuk menghancurkan
tanah setelah ditraktor
4.
Bajak untuk
menghancurkan tanah agar gembur dan halus.
5.
Parang untuk membersihkan
rumput atau gulma yang ada dipematang.
6.
Kerbau untuk menarik garu/bajak
7.
Cangkul untuk untuk menamping, mopok, ngangler,
membuat kamalir, mojokan.
8.
Traktor untuk membajak
tanah/olah tanah,
9.
Garunk an untuk meratakan tanah,
10. Bajak untuk membalikan lapisan tanah,
11. Parang untuk membabat gulma,
12. Glebeg untuk menghancurkan tanah,
F.
Prosedur Pelaksanaan
1.
Lahan sawah diairi sampai basah
merata,
2.
Membersihkan pematang lahan dan
penampingan
3.
Melakukan pembajakan awal
4.
Melakukan pemopokan pematang
5.
Melakukan pengolahan kedua dengan
menggunakan garu
6.
Melakukan pengolahan ketiga
dengan traktor/kerbau/sapi yg dilengkapi dgn papan
(ngaleleran/ngangler/perataan tanah)
7.
Meratakan lahan sawah dengan
menggunakan garu
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
05/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Penanaman
|
Halaman
1
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
V. Penanaman
A.
Definisi
Meletakkan bibit
padi pada titik yang
sudah diberi tanda
dengan menggunakan caplakan.
B.
Tujuan
Agar
benih padi dapat
tumbuh dan berkembang dengan dan
optimal,
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.
Bahan dan Alat
1.
Benih.
2.
Cerangka/Sundung
3.
Caplakan
E.
Fungsi
1.
Benih. Untuk ditanamkan di
sawah
2.
Cerangka/Sundung untuk
mengangkut dari pesemaian ke
sawah
3.
Caplakan untuk
membuat jarak tanam 25 cm x 25 cm,
F.
Prosedur Pelaksanaan
1.
Benih di simpan dipetakan sawah
2.
Benih ditanamamkan pada
perpotongan garis hasil caplakan
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
06/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Penyulaman
|
Halaman
1
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
VI. Penyulaman
A.
Definisi
Melakukan penggantian tanaman apabila
ada yang mati atau rusak.
B.
Tujuan
Untuk memperoleh populasi tanaman yang sesuai dengan
kapasitas lahan.
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.
Bahan dan Alat : Bibit padi
E.
Fungsi
Bibit untuk
menyulam tanaman mati atau rusak
F.
Prosedur Pelaksanaan
1.
Amati petakan sawah dan lihat
yang mati
2.
Lakukan penggantian tanaman
yang mati pada umur 1 - 2 minggu
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
07/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Pemupukan
|
Halaman
1
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
VII. Pemupukan
A.
Definisi
Pemupukan adalah memberikan pupuk
sebagai nutrisi tambahan sesuai kondisi pertumbuhan tanaman.
B.
Tujuan
Menambah kebutuhan hara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat tumbuh optimal.
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.
Bahan dan Alat :
1.
Pupuk organik padat/cair
2.
Ember
3.
Alat tulis dan blangko isian
E.
Fungsi
3.
Pupuk organik padat/cair untuk
pupuk yang akan digunakan
4.
Ember untuk menyimpan pupuk
yang akan digunakan
5.
Alat tulis dan blangko isian
untuk mencatat kegiatan
F.
Prosedur Pelaksanaan
1.
Persiapkan pupuk sesuai jenis, waktu dan dosis yang dibutuhkan dalam
wadah.
2.
Semprotkan pupuk organik cair
sesuai dengan kebutuhan atau taburkan organik padat pada pengolahan awal
3.
Melakukan pemupukan
dengan pupuk cair setiap
10 hari sekali sampai
umur tanaman 60 hari
4.
Lakukan pencatatan sebagaimana
format yang digunakan.
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
08/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Pemberian Air/ Pengairan
|
Halaman
1
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
VIII.
Pemberian Air/Pengairan
A.
Definisi.
Mengalirkan air dari saluranair ke
petakan sawah sesuai dengan kebutuhan.
B.
Tujuan
Untuk menjaga fungsi pupuk keadaan
air sesuai dengan kebutuhan sehingga proses pertumbuhan padi dalam memperoleh
unsur hara akan berjalan dengan baik.
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.
Bahan dan Alat
a.
Cangkul
b.
Parang
c.
Air
E.
Fungsi
1.
Cangkul untuk menutup dan membuka
serta membetulkan saluran air dan membuang sampah yang ada di
saluran air
2.
Parang berfungsi untuk membersihkan rumput di sekitar selokan air
F.
Prosedur Pelaksanaan
a.
Perhatikan air yang akan
dimasukan ke petakan jangan sampai
membawa kaleng atau bahan
bekas yang mengandung bahan kimia
yang dapat mengkontaminasi air
b.
Buka pintu pemasukan air dan
tutup pintu pengeluaran
c.
Amati kondisi air di petakan
apakah sudah mencukupi sesuai dengan kebutuhan
d.
Tutup pintu pemasukan air dan
biarkan beberapa hari sesuai dengan umur tanaman.
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
09/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Penyiangan
|
Halaman
1
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
IX. Penyiangan
A.
Definisi
Penyiangan adalah melakukan
pemeliharaan dan membersihkan gulma yang ada di petakan sawah.
B.
Tujuan :
Menjaga kebersihan sawah tanaman
dari tanaman yang tidak diinginkan ( Gulma) sehingga pertumbuhan tanaman dan
pemanfaatan unsur hara optimal.
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam pelaksanaan
kegiatan komoditas terpilih
2.
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.
Alat dan Bahan :
1.
Gasrok
2.
Landak
E.
Fungsi:
1.
Gasrok untuk membersihkan gulma
di sekitar tanaman
2.
Landak untuk membersihkan gulma dan menggemburkan tanah di sela
tanaman
F.
Prosedur Pelaksanaan :
1.
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan
areal pertanaman dari gulma,.
2.
Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, gangsir, teki dan eceng
gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.
3.
Lakukan pencatatan sebagaimana format yang ada
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
10/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Pengendalian Hama dan Penyakit
|
Halaman
1 - 2
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
X. Pengendalian Hama dan
Penyakit
A.
Definisi
Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan adalah Tindakan
untuk menekan serangan OPT guna
mempertahankan produksi dengan
sistem Pengendalian Hama
Terpadu (PHT).
B.
Tujuan :
Agar OPT terkendali
tanpa merusak lingkungan.
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpili
2.
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.
Alat dan Bahan :
1.
Hand Sprayer
2. Ember,
3. drum, alat pengaduk
4. Takaran (Scala cc, ml, liter dan
gram)
5. sarung tangan,
6. masker,
7. topi,
8. baju lengan panjang
9. Biopestisida ( Pestisida Nabati)
10. Agens Hayati
E.
Fungsi
1.
Hand Sprayer sebagai alat untuk mengaplikasikan pestisida nabati
2.
Ember, drum, alat pengaduntuntuntuntuk untuk mencampur pestisida nabati
dengan air
3.
Takaran (Scala cc,
ml, liter dan
gram) untuk menakar pestisida
nabati
4.
Alat/sarana pelindung (sarung
tangan, masker, topi, sepatu
boot, baju lengan
panjang) untuk melindungi bagian
tubuh dari cemaran
bahan kimia.
5.
Biopestisida dan Agens
Hayati untuk mengendalikan OPT,
6.
Air bersih digunakan
sebagai bahan pelarut
dan pembersih.
7.
Alat tulis dan
blangko isian untuk
mencatat kegiatan
F.
Prosedur Pelaksanaan :
1.
Lakunkan pengamatan dan
identifikasi terhadap OPT di pertanaman secara berkala.
2.
Lakukan pengendalian OPT
dengan menggunakan pestisida nabati
atau agens hayati yang telak di
buat sebelumnya
3.
Tentukan tindakan yang
perlu segera dilakukan sesuai dengan jenis OPT.
4.
Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
11/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Panen
|
Halaman
1
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
XI. Panen
A.
Definisi
Melakukan
pemotongan rumpun padi apabila sudah masak
B.
Tujuan
Untuk
mendapatkan gabah padi yang baik.
C.
Validasi
1.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
2.
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Kab. Malang
D.
Alat dan Bahan
3.
sabit bergerigi.
4.
Gribig
5.
Terpal
E.
Fungsi
1.
Untuk memotong rumpun padi
2.
Gribig/terpal untuk alas menyimpan
hasil padi yang sudah di panen dan menampung gabah saat
perontokkan.
F.
Prosedur Pelaksanaan
1.
Panen dilakukan jika
butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk.
2.
Pengumpulan hasil panen
menggunakan terpal kemudian padi
dirontokkan menggunakan power trasher.
3.
Setelah panen segera
dirontokkan malainya dengan
perontok mesin atau tenaga manusia
4.
Usahakan kehilangan hasil
panen seminimal mungkin
5.
Setelah dirontokkan diayaki
Standar Prosedur Operasional
|
Nomor
12/KLP-III/P/X/2013
|
Tanggal
16 Oktober 2013
|
Dibuat
Kelompok III
|
Penanganan Pasca Panen
|
Halaman
1 - 2
|
Revisi
........................
|
Disyahkan
..........................
|
XII. Penanganan Pasca Panen
A.
Definisi
Melakukan
penangan gabah yang sudah di panen
B.
Tujuan
Untuk
mendapatkan gabah yang berkualitas dan tidak terkontaminasi dari bahan lain.
C.
Validasi
a.
Pengalaman anggota Kelompoktani
Matahari Terbit Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dalam
pelaksanaan kegiatan komoditas terpilih
b.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Pertanian Kab. Malang
D.
Alat dan Bahan
1.
Gribig /terpal
2.
RMU ( Rice Milling Unit)
3.
Karung ( karung plastic/Karung Goni)
4.
Label.
E.
Fungsi
1.
Gribig /terpal gigunakan untuk menjemur gabah
2.
RMU ( Rice Milling Unit) digunakan untuk menggiling gabah yang sudah kering
dengan kadar air 14 %
3.
Karung ( karung plastic/Karung Goni) digunakan untuk wadah padi yang
sudah digiling
4.
Label untuk member tanda padi organik yang siap dijual ke pasaran
F.
Prosedur Pelaksanaan
1.
Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari
2.
Setelah kering lalu
digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
3.
Gabah yang diperoleh
dijemur dilahan menggunakan alas
terpal / tikar selama 1–2 hari (sampai
kering) dan ada
juga yang langsung dilantai
penjemuran.
4.
Gabah kering dibersihkan dari biji hampa, daun dan batang
pati menggunakan seed
cleaner
5.
Kemudian dikemas dalam
karung untuk diangkut ke rumah
masing-masing.
6.
Apabila petani juga
mempunyai lahan non organik,
penyimpanan gabah kering
harus dilakukan secara terpisah
dan diberi tanda organik dan non organik.
7.
Gabah kering selanjutnya
dibawa ke RMU yang sudah disepakati oleh Gapoktan
8.
Gabah digiling lalu
dikemas kedalam plastik yang
kemasan 5 Kg
dan karung plastik kemasan 20 Kg.
9.
Beras siap dikonsumsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar