BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kehadiran
penyuluhan sebagai ilmu yang tersendiri adalah suatu cabang dari kelompok
ilmu-ilmu social pendidikan orang dewasa yang dalam hal ini merupakan ilmu yang
mempelajari cara dan proses perubahan manusia (petani) dan masyarakatnya menuju
ke arah sasaran yang diharapkan yaitu agar selalu terjadi kemajuan di dalam
usaha taninya, khususnya yang mengenai meningkatnya jumlah, mutu dan macam
hasil perkembangan penyuluhan pertanian membawa konsekuensi terhadap
profesionalisme para penyuluh. Untuk dapat melaksanakan peran, fungsi dan
tugasnya baik sebagai komunikator, organisator, inisiator, dinamisator,
motivator maupun sebagai fasilitator, penyuluh pertanian harus memiliki 3
(tiga) kompetensi.
Kompetensi
tersebut adalah (1) kompetensi pribadi yaitu sebagai individu yang berbudi
luhur, rajin dan tekun serta Pancasilais, (2) kompetensi sosial, yaitu sebagai
individu yang mampu bekerja sama dengan masyarakat sekitarnya dan bersifat
pembaharu, serta (3) kompetensi profesi, yaitu memiliki kemampuan penguasaan
materi (Content Expertise) dan kemampuan dalam proses penyampaian materi kepada
sasaran (Delivery Process Expertise).
Untuk memberikan bekal penguasaan atau kemampuan dalam proses penyampaian materi (Delivery Process Expertise) kepada Anda, materi dalam makalah ini meliputi Teori dan Praktik Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian.
Untuk memberikan bekal penguasaan atau kemampuan dalam proses penyampaian materi (Delivery Process Expertise) kepada Anda, materi dalam makalah ini meliputi Teori dan Praktik Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian.
Setelah
mempelajari materi mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa ini Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami dan menguasai berbagai
macam metode dan teknik penyuluhan pertanian sesuai landasan filosofis dan
landasan psikologisnya;
2. Menganalisis dan mengevaluasi metode dan teknik penyuluhan pertanian yang sedang dikembangkan ;
2. Menganalisis dan mengevaluasi metode dan teknik penyuluhan pertanian yang sedang dikembangkan ;
3. Menerapkan metode dan teknik
penyuluhan pertanian yang relevan dengan kondisi sosial dan kultur sasaran
serta berorientasi agribisnis.
Sistem
pelatihan menerapkan sistem AKOSA (Amati, Kemukakan, Olah, Simpulkan, dan
Aplikasikan) yaitu mahasiswa di ajak secara bersama mengamati
lingkungan, mengemukakan pendapatnya tentang lingkungan yang diharapkan,
mengelolanya menjadi program kerja atau kegiatan sehingga dapat dikerjakan secara
bersama-sama. Dengan demikian mereka dapat menyimpulkan serta dapat
mengaplikasikan sesuai dengan pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki.
B. Rumusan Masalah
Dalam hal
ini penulis akan mencoba untuk membahas tentang “PENERAPAN METODE EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC) OLEH PENYULUH PERTANIAN DI KECAMATAN PADAS KABUPATEN NGAWI “ yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana
Penerapan Metode ELC yang
dilakukan untuk mewujudkan Programa
Pembangunan Pertanian di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi?
2. Apa tujuan
dari Pelaksanaan Metode ELC tersebut?
3. Dampak dan Kendala apa saja yang di dapat dalam
pelaksanaan Metode ELC tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Pada
dasarnya bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tentunya mempunyai
tujuan yang ingin dicapai, begitupun dengan penulisan karya ilmiah ini.
Untuk lebih
jelasnya, penulisan makalah ini
mempunyai tujuan yang ingin dicapainya, tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Penulis
ingin mengetahui, bagaimanakah Penerapan Metode ELC yang bisa dilakukan untuk mewujudkan Programa
Pembangunan Pertanian di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi ?
2. Penulis
ingin mengetahui, Apa Metode
ELC yang dilakukan tersebut?
3. Penulis ingin mengetahui, dampak dan kendala apa saja
yang di dapat dalam Metode ELC.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan
penulis memiliki beberapa manfaat, antara lain :
Pertama, Untuk mendorong peningkatan pengetahuan
petani di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi dengan belajar dari pengalaman dan
mau berpartisipasi dengan penyuluh dalam
mengatasi segala permasalah yang muncul dalam pelaksanaan di lapangan.
Kedua, untuk merubah pola pikir, sikap
dari petani, aspirasi kolektif petani dibiarkan bebas, dan dimana para petani
secara terus menerus belajar untuk bagaimana belajar besama-sama berbagi
informasi antara petani dengan petani dan petani dengan penyuluh pertanian serta
belajar untuk memecahkan masalah.
Ketiga, tentu saja untuk mewujudkan
4 Sukses Pembangunan Pertanian di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi. Apabila 4 Sukses Pembangunan
Pertanian di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi bisa terwujud maka kesejahteraan
Petani secara keseluruhan juga akan meningkat.
E. Metode Penelitian
Penulis
mengakui, sangat sulit untuk menyusun karya ilmiah ini karena keterbatasan yang
dimiliki penulis, maka untuk mencapai data dan sumber yang actual dan jelas
penulis menggunakan beberapa metode penelitian antara lain sebagai berikut :
1. Observasi,
yaitu penulis melakukan pengamatan ke lapangan untuk meneliti dan mempelajari
hal – hal yang berkaitan dengan Penerapan
Metode ELC dalam pelaksanaan Programa Pembangunan Pertanian dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan petani di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi.
2. Wawancara,
yaitu penulis bertanya kepada Penyuluh Kecamatan
Padas dan juga Responden dalam hal ini petani setempat.
3. Study
Kepustakaan, yaitu penulis mengumpulkan data dengan mencari sumber data dari
buku – buku perpustakaan
dan dari internet terutama
yang berkaitan dengan judul karya ilmiah ini.
BAB II
METODE PELAKSANAAN EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC)
DI KECAMATAN PADAS KABUPATEN NGAWI
A. WAKTU
dan LOKASI
Waktu dalam pelaksanaan metode Experience Learning Cycle di Kecamatan
Padas Kabupaten Ngawi saat terjadi kasus serangan hama tikus di lahan pertanian
tanaman padi di 3 (tiga) Lokasi Desa di Kecamatan Padas antara lain di Desa
Sukowiyono, Desa Bintoyo dan Desa Tungkul Rejo.
B. NARASUMBER
Narasumber adalah Koordinator Penyuluh Pertanian di
Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Padas yaitu
1. Bapak MULYONO, Amd.P NIP. 19550309 197803 1 005
2. Bapak SUTRISNO NIP. 19630104 198802 1 001
3. Ibu TINA KUSRIYANA
C. MATERI
Materi yang disampaikan pada para petani dalam
Penerapan Metode ELC dalam penanganan kasus serangan hama tikus pada lahan
pertanian di 3 desa adalah mengajak para petani untuk bersama-sama melihat
masalah yang terjadi, dari mana asal mula datangnya hama tikus dan berusaha
memecahkan masalah hama tikus ini supaya tidak menyerang lahan pertanian lagi.
D. LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN KEGIATAN
Diskusi, kunjungan lapangan, curah pendapat, tanya jawab, studi
kasus, observasi dan memecahkan masalah yang sedang terjadi, dengan demikian
mereka dapat menyimpulkan serta dapat mengaplikasikan sesuai dengan pengetahuan
atau keterampilan yang dimiliki
BAB III
HASIL PEMBAHASAN EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC)
DI KECAMATAN PADAS KABUPATEN NGAWI
A. HASIL
PEMBAHASAN
Pada tahap
persiapan dilakukan analisis pendengar dan situasi penyajian lesan
dari masalah yang sedang terjadi yaitu kasus serangan hama tikus. Analisis
pendengar berkaitan dengan siapa dan bagaimana kaitannya dengan pendengar (
kelompok usia petani, latar belakang pendidikan petani, jumlah lahan yang
terserang hama tikus), sedangkan situasi penyajian berkaitan dengan situasi (setting)
tempat lahan pertanian yang terserang hama tikus, yang akan digunakan (setting
waktu, alat bantu yang tersedia).
Tahap penyajian
lesan berkaitan dengan bagaimana menentukan tujuan presentasi dari aspek
kebutuhan pendengar. Berkaitan dengan alokasi waktu prioritaskan mana yang “must know, should know dan nice to
know”.
Setelah
diskusi bersama para petani yang terkena serangan hama tikus, maka di lakukan
kunjungan lapangan untuk melihat secara langsung kondisi real di lapangan, apa
penyebabnya sehingga hama tikus ini menyerang lahan pertanian di cari asal mula
munculnya hama tikus ini,
setelah itu adakan curah pendapat dari para petani bagaimana untuk bisa
mengatasi kasus hama tikus tersebut yang bisa dilanjutkan dengan tanya jawab
secara langsung antara petani dengan petani maupun petani dengan penyuluh,
setelah itu adakan studi kasus hama tikus tersebut dengan melakukan observasi
dilapangan bersama-sama para petani dan memecahkan masalah yang sedang terjadi,
dengan demikian mereka dapat menyimpulkan serta dapat mengaplikasikan bagaimana
caranya untuk bisa membasmi hama tikus tersebut sesuai dengan pengetahuan atau
keterampilan yang dimiliki tentunya.
Dalam
penanganan kasus hama tikus di 3 (tiga) desa di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi
antara lain di Desa Sukowiyono, Desa Bintoyo dan
Desa Tungkul Rejo telah di ketahui bahwa lahan pertanian yang terserang hama
tikus sebagian besar adalah lahan yang letaknya dekat dengan aliran sungai yang
ternyata merupakan sarang dari hama tikus tersebut dan telah di lakukan observasi
bahwa hama tikus ini bisa di atasi atau dibasmi dengan mendatangkan Burung
Hantu untuk memburu para hama tikus di waktu malam hari, selain itu juga
dilakukan pengasapan pada sarang-sarang hama tikus di aliran sungai dengan
menggunakan mercon tikus yang di ambil asapnya untuk membasmi hama tikus
tersebut, cara yang terakhir yang tergolong tradisional adalah dengan cara
pengropoyokan beramai-ramai terhadap hama tikus tersebut.
Penanganan kasus hama tikus dengan
penerapan metode ELC ini terbukti ampuh dan mampu memberikan pengajaran secara
langsung untuk para petani bagimana cara mengatasi masalah yang terjadi di
lapangan, para petani bisa tahu sendiri, menganalisa sendiri melakukan
observasi sendiri dan memecahkan masalah mereka sendiri dan bisa langsung di
aplikasikan juga dan terbukti bisa mengurangi hama tikus yang menyerang lahan
pertanian mereka.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian, maka di sini penulis dapat menarik
kesimpulan, diantaranya adalah :
1) Penerapan
Penyuluhan Pertanian dengan Metode EXPERIENCE
LEARNING CYCLE (ELC) harus dilakukan agar Petani mengerti tentang bagaimana cara memahami, mengalami dan memecahkan masalah yang
terjadi dalam pelaksanaan di lahan pertanian, selain itu juga harus selalu
dalam pengawasan pihak yang terkait dalam hal ini para penyuluh pertanian, agar nanti
tidak sia – sia dan dapat menghasilkan produksi sesuai
dengan apa yang di harapkan.
2) Untuk merubah pola pikir, sikap
dari petani, aspirasi kolektif petani dan dimana para
petani secara terus menerus belajar untuk
bagaimana belajar bersama-sama
berbagi informasi antara petani dengan petani dan petani dengan penyuluh
pertanian serta belajar untuk memecahkan masalah yang terjadi di lapangan agar
bisa meningkatkan kesejahteraan
petani nantinya.
3) Peranan Metode
Penyuluhan EXPERIENCE LEARNING CYCLE
(ELC) bagi masyarakat petani sangat penting, baik karena meningkatkan pengetahuan, pengalaman para petani juga nantinya mampu
mensejahterakan keluarga petani dan berdampak pada menurunnya angka kemiskinan
secara nasional, maka petani dituntut harus mampu
menemukan jalan keluar yang baik dan menguntungkan agar dapat keluar dan
mengatasi masalah perekonomian keluarga khususnya dan masyarakat umumnya.
B.
Saran
Adapun saran – saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1) Untuk
mendukung Penerapan Metode EXPERIENCE LEARNING CYCLE (ELC), perlu adanya dukungan para Penyuluh
Pertanian, juga Pelaku Utama dalam hal ini para Petani itu sendiri juga Para
Pelaku Usaha. Dengan begitu insya Allah akan bisa mendapatkan hasil seperti apa yang di harapkan.
2) Diantara sesama petani diharapkan
dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik, agar diantara sesama petani dapat saling menukar pengalaman dan mengetahui
tentang kekurangan – kekurangan atau kelebihan – kelebihan dari masing – masing
petani tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Suparman,
Atwi, 1997, Model-model Pembelajaran Interaktif, STIA LAN, Jakarta.
Roestiyah, 2001, Strategi Belajar Mengajar,
Rineka Cipta, Jakarta.
Depdagri,
2001, Himpunan Referensi Penyusunan Modul Pembelajaran, Jakarta.
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur Saya Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penyusunan Makalah Penerapan Penyuluhan Pertanian Metode EXPERIENCE
LEARNING CYCLE (ELC),
di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur ini bisa saya selesaikan
sebagaimana yang diharapkan.
Atas tersusunnya tulisan ini, saya
tidak lupa juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada Yth :
1.
Dosen
Mata Kuliah Pendidikan Orang Dewasa
2. Asisten Dosen Mata Kuliah Pendidikan
Orang Dewasa
3. Kepala BPP Kecamatan Padas dan seluruh
Staf dan teman-teman Penyuluh
4.
Rekan
Mahasiswa dan semua pihak yang sudah membantu sehingga saya bisa menyusun
laporan ini sebagaimana mestinya.
Saya sangat menyadari dalam penyusunan
tulisan ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh sebab itu maka kritik dan
saran yang bersifat membangun pemikiran saya kemasa depan sangat saya harapkan.
Akhirnya semoga Tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca terutama bagi
pembangunan pertanian kita kearah yang lebih baik lagi, atas perhatiannya saya
ucapkan terima kasih.
Penyusun,
DAMEYDRA JAYA
NIRM.
07.1.2.12.1368
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A.
Latar
Belakang Masalah .................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah ........................................................................... 2
C.
Tujuan
Penelitian .............................................................................. 2
D.
Manfaat
Penelitian ........................................................................... 3
E.
Metode
Penelitian ............................................................................. 3
BAB II METODE PELAKSANAAN ELC .................................................... 4
A.
Waktu
dan Lokasi ............................................................................ 4
B.
Narasumber
..................................................................................... 4
C.
Materi
............................................................................................... 4
D.
Langkah-langkah
Pelaksanaan Kegiatan ........................................ 4
BAB III HASIL PEMBAHASAN ELC .......................................................... 5
A.
Hasil
Pembahasan ........................................................................... 5
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 7
A.
Kesimpulan........................................................................................ 7
B.
Saran
................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar