Hubungan Interaksi antara Azas Ekosistem 6,7,8 dan 9 pada Tanaman Pepaya
dan Jagung:
Asas
6
Individu
dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan dari pada saingannya,
cenderung berhasil mengalahkan saingannya. Yang dapat menyesuaikan diri, lebih
banyak keturunan lebih berhasil.
Contoh
asas 6 : Tanaman Jagung lebih memenangi persaingan dari pada tanaman pepaya
karena jumlahnya lebih banyak dan tanaman cepat tumbuh tinggi sehingga
memenangkan persaingan dalam memperoleh energi cahaya matahari untuk proses
fotosintesis dan pepaya kalah bersaing dalam memperoleh makanan.
Asas
7
Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang “mudah
diramal”. Mudah diramal: punya pola keteraturan faktor lingkungan
Lingkungan
yang tidak stabil spesies sedikit, Lingkungan stabil keanekaragaman tinggi.
Contoh
asas 7: pengaturan jarak tanam tanaman jagung, keanekaragaman organisme pada
jarak tanam tanaman jagung rapat berbeda dengan jarak tanam renggang. Pada
jarak tanam rapat kemungkinan tanaman jagung akan tumbuh dengan baik, Pepaya
misalnya pertumbuhannya akan terhambat karena kalah bersaing dalam mendapatkan
energi matahari dan makanan dengan tanaman Jagung. Sebaliknya jarak tanaman
yang renggang akan memungkinkan terjadinya keanekaragaman organisme sebab masih
ada ruang yang kosong yang akan menjadi tempat tumbuhnya OPT
Asas
8
Sebuah
habitat dapat jenuh atau tidak oleh keaneka-ragaman takson, bergantung kepada
nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.Setiap
spesies mempunyai nicia tertentu dapat hidup berdampingan dengan spesies lain
Contoh
asas 8 : dalam pengembangan budidaya tanaman jagung dan pepaya perlu diperhatikan
kearifan lokal yakni perlu diperhatikan tanah, iklim yang cocok pada suatu
daerah tertentu. Contonya tanaman Jagung dan pepaya akan cocok ditanam pada
daerah dataran rendah petumbuhan dan produksinya akan optimum, sebaliknya tidak
akan cocok ditanam di daerah pegunungan jika itu terjadi maka kemungkinan
pertumbuhannya akan kerdil kemungkinan pula akan muncul hama/penyakit (OPT)
tertentu karena di daerah pegunungan suhunya memungkinkan.
Asas
9
Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding
dengan biomasa dibagi produktivitas.
E = K x B/PK : konstanta
E : keanekaragaman
B : biomasa
P : produktivitas
Contoh asas 9 : pengaturan jarak tanam
akan menyebabkan perbedaan prodiktivitas, biomasa dan keanekargaman komunitas,
pada jarak tanam rapat kemungkinan biomasanya besar, produktivitasnya kecil
serta kenakaragamannya lebih kecil dari produktivitasnya karena pada jarak
tanam rapat pertumbuhannya baik produksinya baik tetapi keanekaragaman
komunitasnya kecil disebabkan tidak ada ruang tanam untuk organisme lain dan
sebaliknya pada jarak tanam renggang, contoh nyatanya ialah tanaman jagung pada
jarak tanam rapat kemungkinan OPT nya tidak ada sehingga keanekaragam
komunitasnya kecil, produksinya lebih besar dari keanekaragaman komunitas serta
biomasnya lebih besar dari produktivitas.
Misalnya:
“1 ha lahan Jagung, menghasilkan 10 ton,
total produksinya 5 ton”
Produktivitas
= produksi/luas = 5 ton / 1 ha = 5 ton/ha
Keanekaragaman
= biomasa / produktivitas = 10 ton / 5 ton = 2 /ha
Keanekaragaman
komunitas ˂ Produktivitas ˂ Biomasa
Jika
produktivitasnya turun 2 ton maka keanekaragaman naik menjadi 5 per ha
Jadi Tingkat keberagaman komunitas akan semakin besar
jika biomasanya besar dan produktivitas kecil. Hal ini disebabkan karena aliran
energy dalam sistem tersebut, aliran energy tersebut akan saling tukar-menukar
dengan materi yang tersimpan pada suatu komunitas. Misalnya biomasa pada suatu
system simpanan materinya besar maka secara otomatis akan meningkatkan
keanekaragaman pada suatu komunitas tersebut.
Kesimpulannya :
Interaksi antara komponen
biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan
lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain
aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya
interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini
merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh
maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai
keseimbangan baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar